*Senin, 10 November 2025**MEMAHAMI LEBIH BAIK, DARI PADA MENGHAKIMI**Ayub 20:1-11**PENGANTAR*Salah satu kecenderungan manusia adalah, cepat menyalahkan dan menghakimi ketika ada sesama yang sedang mengalami kesulitan, penderitaan atau kesusahan dari pada memahami dan merasakan apa yang sedang dialami oleh sesamanya. Tidak jarang sikap menyalahkan dan menghakimi dibungkus dengan dalih karena peduli atau niat baik. Peduli dan niat baik memang sangat dibutuhkan ketika seseorang mengalami kesulitan, penderitaan atau kesusahan, namun perlu bijaksana dan simpatik dalam menyampaikannya, agar sungguh-sungguh memberi semangat, kekuatan dan penghiburan bagi yang sedang kesulitan, menderita atau kesusahan. Hari ini firman Tuhan mengingatkan agar kita belajar memahami sesama yang sedang berkesusahan, dari pada menyalahkan dan menghakiminya.*PEMAHAMAN*Pelajaran penting apa yang bisa kita peroleh dari bacaan Ayub 20:1-11 ini? Perhatikan dengan baik, agar dapat memahami sesama kita yang sedang kesusahan dari pada menghakiminya.Ayub 20:1-11 ini adalah berisi narasi Zofar, salah satu sahabat Ayub. Ia berpendapat bahwa pertanyaan dan keluhan Ayub kepada Allah, adalah menunjukkan pemberontakan Ayub terhadap Allah. Zofar menganggap Ayub hanya kelihatannya saja hidup takut akan Tuhan, namun di dalam hatinya Ayub melawan Allah (v. 1-4). Zofar nampaknya sungguh yakin bahwa penderitaan Ayub adalah oleh karena perbuatannya. Ayub menderita karena dosanya dan dianggap sebagai orang munafik (v. 5-7). Padahal apa yang dituduhkan kepada Ayub semuanya tidak benar, melainkan karena Allah ingin menguji iman Ayub (Ayub 2:3-6 band. 23:10-12). Tujuan Zofar mungkin baik, untuk mengingatkan Ayub tetapi tidak tepat sasaran, bahkan menambah beban bagi Ayub. Dalam kehidupan kita, terkadang kita menemui sikap-sikap seperti Zofar, atau mungkin kita sendiri seperti Zofar, terlalu cepat menyalahkan dan menghakimi sesama. Tujuannya mungkin baik, namun sebaiknya kita tidak boleh terlalu cepat menyalahkan atau menghakimi sesama. Belajar memahami orang lain lebih baik, dari pada terburu-buru menyalahkan atau menghakimi. Bagaimana dengan kita saudara?*REFLEKSI*Saudara, ketika ada saudara kita datang dengan kesulitan, kesusahan dan penderitaan dan meminta nasihat, pertolongan atau dukungan kita, itu berarti Tuhan ingin memakai kita untuk menjadi perpanjangan tangan-Nya menolong sesama kita itu. Maka janganlah kita cepat menghakiminya, tetapi belajar memahami apa yang sedang dialami saudara kita itu.*TEKADKU*Tuhan, saya mau belajar untuk memahami penderitaan orang lain, sehingga tidak cepat menghakiminya, dengan demikian mungkin saya bisa menjadi berkat bagi orang lain. Berikanlah saya hikmat dan kepekaan agar mampu menjadi perpanjangan tangan-Mu untuk menolong sesama yang berkesusahan. *TINDAKANKU*Mari saudara-saudara, kita belajar memahami dan merasakan kesusahan, kesulitan dan penderitaan sesama kita, agar kita tidak mudah menyalahkan dan menghakimi, tetapi justru dapat menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk menolong mereka.
-
Recent Comments
No comments to show. -
kategori
-
