SENIN, 29 APRIL 2024
BUAH ROH YANG TERWUJUD DALAM TINDAKAN
GALATIA 5:16-26
Pengantar
Surat kepada jemaat di Galatia merupakan sebuah surat pastoral yang dituliskan oleh Rasul Paulus. Keunikan dari jemaat di Galatia ini adalah adanya rasa dan keinginan untuk meninggalkan pemberitaan Injil sebagai pedoman Firman Tuhan dalam hidup mereka. Hal ini terjadi karena dalam konteks persekutuan jemaat di Galatia masih muncul ajaran-ajaran yang berpedoman hanya kepada pemberlakuan Hukum Taurat orang Yahudi.
Pemahaman
Ayat 16-18 : Bagaimana menjalankan hidup oleh Roh?
Ayat 19-21 : Persoalan apa yang menghalangi buah Roh?
Ayat 22-26 : Bagaimana menghasilkan buah Roh secara nyata?
Persoalan ini kemudian berkembang menjadi sebuah fenomena di tengah jemaat, yaitu mereka percaya kepada Yesus tetapi mereka tidak meninggalkan ajaran-ajaran lama mereka. Dengan kata lain, mereka masih melakukan tradisi nenek moyang dan tidak dapat mengindahkan Firman Tuhan secara penuh. Rasul Paulus menuliskan surat ini bukan sebagai sebuah teguran, tetapi sebuah ajakan untuk kembali hidup oleh Roh, dan yang dimaksudkan adalah hidup dalam Roh Kudus. Dalam bahasa Yunani, disebut “pneuma” yang merujuk pada penyertaan Roh Kudus dalam perjalanan kehidupan orang percaya. Roh Kudus mampu memisahkan semua hal yang baik dari yang jahat dan memampukan setiap orang yang hidup oleh Roh Kudus untuk berpegang pada kebenaran dan menjauhkan diri dari yang jahat.
Paulus terus menekankan bahwa hidup tanpa Roh Kudus atau hidup menuruti keinginan daging bukanlah kehidupan yang dikehendaki dalam Injil serta pemberitaan tentang Yesus Kristus. Maka dari itu, Paulus menasehatkan agar mereka tidak lagi berpegang pada kehidupan yang sifatnya duniawi atau material tetapi bergerak untuk belajar hidup oleh Roh Kudus. Sebab, hidup dalam keinginan daging hanya akan membawa manusia tidak mengenal Allah dan semakin menjauh dari buah kasih-Nya.
Untuk itulah, Paulus memberikan sebuah gambaran yang sangat jelas. Hidup oleh Roh dibuktikan dengan buah Roh, yang berarti hidup oleh Roh Kudus harus terlihat secara nyata melalui tindakan di tengah kehidupan manusia. Bukan hanya itu saja, tetapi buah Roh itu adalah indikasi bahwa setiap orang percaya telah dipimpin oleh Roh Kudus. Dari sinilah, kehidupan orang percaya semakin dibentuk lewat Firman dan terwujud dalam tindakan.
Refleksi
Pada masa itu, Rasul Paulus mengajarkan kepada jemaat di Galatia untuk dapat menghidupi buah Roh dalam keseharian mereka. Ajaran Rasul Paulus dapat dirangkum sebagai berikut:
1) Ajakan untuk hidup oleh Roh, yang berarti tidak lagi hidup menurut keinginan kita sendiri tetapi hidup berdasarkan bimbingan Roh Kudus yang telah mengisi hati dan pikiran kita, dan yang menolong kita untuk selalu terarah kepada jalan-Nya dan Firman-Nya. Maka dari itu, kita belajar untuk menghayati hidup yang saat ini kita jalani agar selalu berada pada tuntunan Firman-Nya.
2) Ajakan untuk tidak lagi hidup berdasarkan keinginan daging, yang berarti kita bersedia untuk meninggalkan setiap kebiasaan yang buruk dalam hidup kita, yang terkadang kita merasa tidak mampu lepas darinya padahal hal-hal tersebut justru membuat kita semakin menjauh dari Tuhan.
3) Ajakan untuk menghayati buah Roh, yang berarti kita tidak hanya sekadar memahami makna dari buah-buah Roh tersebut namun mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Melalui buah Roh, kita dimampukan untuk menjadi pribadi yang tidak hanya sekadar berbuah namun juga menjadi pribadi yang bersedia dibentuk lewat berbagai tantangan dan keadaan.
Tekadku
Tuhan yang penuh kasih, mampukanlah kami untuk meninggalkan keinginan dan keegoisan diri kami dan belajar untuk menyerahkan diri pada tuntunan Firman-Mu, agar kami menjadi pribadi yang mampu berbuah dalam tuntunan Roh Kudus.
Tindakanku
Saya akan belajar untuk menghadirkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri dalam kehidupan saya setiap hari.