Selasa, 28 Mei 2024
Menghormati Hari-Hari Tuhan
Imamat 23:1-8
Pengantar
Mungkin ada beberapa tanggal yang penting bagi kita, seperti tanggal kelahiran, pernikahan, dsb. Tanggal yang biasa saja bagi orang lain bisa menjadi sangat berarti bagi kita karena peristiwa-peristiwa khusus yang melatarbelakanginya bukan? Apa pentingnya mengingat tanggal-tanggal ini? Tentu tindakan mengingat itu bukan karena nomor-nomor itu spesial, tetapi apa yang terjadi pada hari itulah yang membuatnya berharga. Inilah yang juga Tuhan ingin orang Israel lakukan.
Pemahaman
Ayat 3: Hari raya apa yang Tuhan perintahkan orang Israel rayakan? Apa latar belakang perintah Tuhan ini?
Ayat 4-8: Dalam bagian ini, ada berapa hari raya yang Tuhan perintahkan untuk orang Israel peringati? Sebutkan dan beri sedikit penjelasan mengenai alasan merayakan hari-hari tersebut!
Tuhanlah yang menciptakan hari-hari dan musim-musim dengan maksud khususnya. Hari Sabat adalah perayaan hari ketujuh. Hari ini disebut sebagai hari perhentian yang mengingatkan manusia untuk berhenti sejenak dari segala rutinitas dan berbagai hal yang membebani pikiran dan hatinya. Hari ketujuh seharusnya membuat umat Tuhan mengingat ada waktu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga dengan secara khusus berelasi dengan Tuhan dan sesama.
Hari Raya Paskah (ay. 5) mengingatkan Israel akan pembebasan yang Tuhan kerjakan bagi nenek moyang mereka. Hari Raya Roti Tak Beragi yang diperingati setelah Paskah mengingatkan mereka untuk membersihkan diri dari segala hal yang membuat mereka ada dalam dosa dan ketidakmurnian. Hari ini ditandai dengan pertemuan kudus pada hari pertama dan ketujuh.
Untuk apa sebenarnya Tuhan menetapkan hari-hari raya ini? Tuhan ingin umat-Nya tidak lupa pada sejarah. Tuhan hadir dan berintervensi dalam sejarah Israel dan melakukan karya-Nya yang luar biasa. Jujur harus diakui kalau manusia mudah lupa dengan kabaikan yang pernah dia terima. Sikap “take it for granted” membuat kita melupakan siapa yang ada dibalik kebaikan yang kita terima. Kita lebih senang dengan hal-hal yang kita terima, dan melupakan pribadi yang memberikannya. Tuhan menetapkan hari-hari raya ini supaya umat-Nya kembali lagi mengingat kasih Tuhan bagi mereka.
Refleksi :
Bagaimana sikap kita terhadap hari-hari ini? Apakah kita menyadari sepenuhnya kebaikan-kebaikan dan karya Tuhan sehingga kita memeringati dan merayakan hari-hari tersebut dengan ucapan syukur? Bagaimana sikap hati kita, apakah kita senang karena libur, atau memang ada kobaran semangat untuk mengucap syukur pada Tuhan dan kesempatan melayani Dia? Apakah kita memahami pentingnya mengajarkan hal ini kepada generasi berikutnya sehingga mereka pun mendengar kebaikan Tuhan dan menjadi murid-Nya?
Tekad:
Doa: Bapa surgawi, ajar kami menghormati hari-hari yang telah Engkau tetapkan sebagai kesempatan untuk mengingat kebaikan dan karya-Mu secara pribadi. Bantulah kami untuk bisa dan mau beristirahat dengan benar pada hari Sabat, mengingat karya pembebasan-Mu dari dosa, dan hidup dalam kemurnian. Berikan kami hati yang selalu bersyukur dan penuh kasih terhadap-Mu. Amin
Tindakan:
Saya mau mencatat hari-hari penting dalam hidup saya dan mencoba menuliskan hal-hal baik yang Tuhan kerjakan di dalamnya. Saya rindu memahami dengan baik hari-hari raya keagamaan dan melihatnya bukan sebagai kesempatan memperoleh istirahat tanpa melakukan sesuatu apapun, tetapi menjadi bagian Saya mengingat Tuhan dan berusaha menyenangkan hati-Nya.