Lambang pemeliharaan Tuhan

Rabu, 29 Mei 2024
Roti Sajian: Lambang Pemeliharaan Tuhan
Imamat 24:5-9

Pengantar
Mungkin kita pernah merasakan duduk bersama keluarga di meja makan menikmati hidangan yang dibuat dengan penuh cinta oleh ibu dari uang hasil kerja ayah yang mengasihi keluarganya. Gambaran yang menghangatkan hati ini bukan hanya karena makanan yang enak dan suasana yang menyenangkan saja, tetapi karena makanan dan suasana itu melambangkan kasih dan perlindungan yang orangtua berikan kepada anak-anaknya. Orangtua yang baik pastinya selalu menyediakan kebutuhan dari anak-anaknya, bukan karena mereka memintanya tapi karena bentuk perlindungan yang muncul karena kasih.

Pemahaman
Ayat 5-6: Kepada siapa perintah untuk membuat dua belas roti bundar dari tepung terbaik itu diberikan (perhatikan juga ay. 2)?
Ayat 8-9: Siapa yang boleh makan roti sajian tersebut dan mengapa?

Perintah yang dituliskan dalam bagian ini sebenarnya sudah ada di kitab Keluaran. Roti sajian yang dipersiapkan dihadapan Tuhan berjumlah 12 keping, melambangkan jumlah suku orang Israel. Roti ini harus dibuat dari tepung yang terbaik dengan ukuran yang tepat yaitu dua persepuluh efa setiap kepingnya. Jika mau mencoba mengukurnya dari ukuran modern, dua persepuluh efa setara dengan 7,2 liter karena satu efa setara dengan 36 liter. Ukuran ini sama dengan ukuran dua gomer, yaitu jumlah roti manna yang harus orang Israel kumpulkan setiap hari keenam karena pada hari ketujuh atau Sabat, mereka tidak boleh mengumpulkan manna. Kita bisa mendapat gambaran bahwa ukuran roti ini cukup besar. Mereka membuat dan menyusunnya dua kali enam tingkat, dan setiap hari Sabat roti sajian itu diganti yang baru. Roti yang lama menjadi bagian para imam. Beberapa penafsir mengatakan bahwa roti ini melambangkan penyertaan dan perlindungan Tuhan atas umat-Nya. Roti bukan santapan mewah, tetapi dibutuhkan setiap hari untuk memberi kehidupan kepada mereka. Roti ini tidak hanya mewakili pemeliharaan Tuhan secara fisik kepada umat-Nya tetapi menjadi simbol dari janji kehadiran Tuhan secara nyata yang nantinya terwujud dalam kehadiran Yesus. Yesus adalah Sang Roti Hidup yang mengenyangkan dan memuaskan orang percaya dengan kebenaran.

Refleksi :
Bagaimana kita memandang pemeliharaan Tuhan bagi kita? Sering kali kita memandang pemeliharaan Tuhan jika Dia memberikan apa yang sesuai dengan keinginan kita sehingga seringkali yang muncul adalah keluh kesah dan ketidakpuasan. Kita mendefinisikan kata “cukup” bukan dengan ukuran Tuhan, tapi dengan ukuran hawa nafsu dan keinginan kita. Selalu ada roti dalam rumah Tuhan menunjukkan kebutuhan mendasar yang terbaik yang Dia sediakan. Pernahkah kita bersyukur untuk kehadiran Tuhan dalam hidup kita? Bagaimana kita memandang berkat Tuhan selama ini? Apakah itu dilihat sebagai hasil kerja kita sendiri, atau kesadaran bahwa semuanya adalah bukti Tuhan yang menyertai dan memelihara kita?

Tekad:
Doa: Bapa surgawi, ampuni saya jika sering melupakan pemeliharaan-Mu melalui kecukupan kami sehari lepas sehari. Ampuni kalau saya mengukur janji penyertaan Tuhan dengan hal-hal yang sebenarnya saya gunakan hanya untuk memuaskan ego. Tolong saya selalu belajar berdoa, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Amin.

Tindakan:
Saya mau belajar menghitung berkat-berkat Tuhan setiap hari dan mengambil waktu untuk bersyukur atas pemeliharaan Tuhan bagi Saya.

This entry was posted in RENUNGAN and tagged . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *