The Holy one

SENIN, 3 JUNI 2024
THE HOLY ONE
MAZMUR 99:1-9

Pengantar
“The Holy One”, yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “Yang Kudus Satu-satunya” adalah istilah yang merujuk pada Tuhan yang harus menjadi Yang Kudus Satu-satunya dalam kehidupan setiap manusia. Hal ini sudah diungkapkan oleh pemazmur, yang berarti sudah terjadi sejak masa Perjanjian Lama saat umat pilihan-Nya terus bergumul dalam hidup bersama dalam tuntunan Tuhan. Kesaksian pemazmur dalam Mazmur 99 menegaskan tentang kudusnya Tuhan dalam kehidupan setiap orang percaya.

Pemahaman
Ayat 1-5 : Mengapa pemazmur menguduskan Tuhan?
Ayat 6-9 : Apa yang terjadi pada para nabi yang menguduskan Tuhan?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kudus berarti suci dan murni. Jika berkaca pada bahasa Ibrani sebagai bahasa asli dalam sastra Mazmur ini, pemazmur mengungkapkannya dengan istilah “kadosh” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Yang Kudus Satu-satunya” (dalam bahasa Inggris disebut “The Holy One”).

Ada 2 (dua) faktor penentu akan kata “kudus” yang diungkapkan dan digunakan oleh pemazmur. Pertama, kata “kudus” diungkapkan karena umat percaya pada masa itu sudah pernah mengalami hidup yang jauh dari Tuhan dan pernah memutuskan untuk meninggalkan Tuhan. Mereka mengeluh kepada Tuhan, tidak mau beribadah, tidak mematuhi perintah Tuhan, bahkan menyembah yang lain. Namun, dengan segala tindakan tersebut bangsa-Nya tidak mendapatkan damai sejahtera sehingga mereka benar-benar menyadari bahwa yang kudus satu-satunya adalah Tuhan. Faktor kedua adalah karena umat percaya pada masa tersebut kemudian memiliki keyakinan dalam iman yang kuat bahwa mereka tidak akan lagi meninggalkan Tuhan sebagai yang kudus satu-satunya dalam seluruh unsur kehidupan mereka. Maka, kata “kudus” diungkapkan karena merupakan wujud pertobatan mereka dan komitmen untuk terus menguduskan Tuhan dalam seluruh kehidupan mereka.

Dengan melihat kedua faktor ini, maka ungkapan “Kuduslah Ia!” yang disampaikan oleh pemazmur dapat mengalami penguatan makna, yaitu Tuhan sebagai satu-satunya yang berkuasa atas seluruh kehidupan manusia dan tidak ada kuasa lain yang mampu menandingi atau berkuasa di atas kuasa Tuhan. Pemazmur juga mengutip pengalaman hidup ketika umat percaya dituntun dalam pimpinan Musa, Harun, dan Samuel, yang kesemuanya juga menguduskan Tuhan dalam kepemimpinan mereka. Pemazmur turut merasakan pengalaman bahwa doa mereka didengarkan dan dijawab oleh Tuhan ketika mereka menjadikan Tuhan sebagai “Yang Kudus Satu-satunya”.

Refleksi
Berdasar pada refleksi pemazmur tentang kekudusan Tuhan, kita dapat belajar untuk selalu menjadikan Tuhan sebagai “Yang Kudus Satu-satunya” dalam seluruh unsur kehidupan kita. Dengan mengakui kekudusan Tuhan, kita belajar untuk menempatkan Tuhan sebagai yang paling berkuasa di atas seluruh kehidupan kita dan seluruh ciptaan-Nya. Dengan demikian, kita akan selalu tunduk pada kekudusan-Nya.

Kita dapat mempraktekkan pengakuan kita akan kekudusan Tuhan dalam kehidupan bersama dengan keluarga, yaitu dengan cara selalu berpegang kepada Tuhan dalam setiap keputusan yang harus diambil untuk kita serta seluruh anggota keluarga kita. Kita dapat menunjukkan hidup kita yang mengakui bahwa Tuhan Yang Kudus Satu-satunya dalam kehidupan pekerjaan dan bidang usaha kita dengan mengutamakan kebenaran Tuhan dalam setiap upaya pengambilan keputusan. Kita dapat mengekspresikan kekudusan Tuhan dalam setiap pelayanan, dengan mempersiapkan setiap kesempatan pelayanan yang diberikan kepada kita dengan baik dan penuh dengan tanggung jawab.

Tekadku
Tuhan, Engkaulah Yang Kudus Satu-satunya di dalam kehidupan kami selamanya. Mampukan kami untuk mengekspresikannya dalam kehidupan kami setiap hari, baik bersama keluarga, pekerjaan, juga pelayanan kami.

Tindakanku
Saya akan menjaga kekudusan Tuhan dengan menampilkan hidup yang berkenan dalam aktivitas sehari-hari bersama keluarga, dalam pekerjaan, dan juga pelayanan.

This entry was posted in RENUNGAN and tagged . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *