TIDAK MEMAKSA KEHENDAK SENDIRI

RABU, 5 JUNI 2024
TIDAK MEMAKSA KEHENDAK SENDIRI
1 SAMUEL 21:1-6

Pengantar
Nob adalah sebuah daerah di Yerusalem. Di sinilah seorang imam bernama Ahimelekh melakukan pelayanannya. Pada 1 Samuel pasal 22, kita dapat menemukan fakta daerah Nob bahwa di daerah tersebut terdapat delapan puluh lima orang imam yang hidup di sana. Pada akhirnya, Saul mengatur siasat untuk menghabisi para nabi di Nob karena menganggap mereka berpihak pada Daud yang pada masa tersebut sedang ada dalam pelarian.

Pemahaman
Ayat 1-2 : Bagaimana kondisi Daud yang sesungguhnya ketika ia tiba di Nob?
Ayat 3-6 : Apa yang dilakukan oleh Daud terhadap Ahimelekh?

1 Samuel pasal 18 sampai dengan 21 mencatat kegelisahan Daud yang amat nyata ketika ia harus lari dari kejaran Saul. Daud begitu bergumul atas kejaran Saul karena Saul terus-menerus berusaha membunuhnya. Dalam beberapa tafsiran, perilaku Daud pada pasal 18-21 ini disebut sebagai sikap yang diambil sendiri tanpa menyerahkan pergumulan tersebut kepada Tuhan. Artinya, Daud sedang berada pada fase mengandalkan diri sendiri dan bukan Tuhan. Untuk itulah, Daud terus-menerus berlari dan mencari perlindungan.

Nob, yang merupakan wilayah tempat tinggal para nabi menjadi tempat perlindungan tujuan Daud. Di sana, Daud rupanya tidak menampilkan diri apa adanya. Daud mengungkapkan kebohongan untuk mendapatkan roti kudus, yang sesungguhnya tidak dapat diberikan begitu saja oleh imam karena harus menunggu hari ibadah agar roti itu dapat diganti dengan roti yang baru (ay. 6). Keinginan Daud didasarkan pada kehendak jasmaninya, yaitu memerlukan roti untuk dimakan, serta membutuhkan pedang sebagai bentuk perlindungan diri dari serangan dan ancaman Saul.

Ahimelekh, sebagai seorang imam, sedang berupaya untuk memahami apa yang sedang terjadi di dalam kehidupan Daud. Sebagai seorang imam, ia tunduk pada keinginan Daud, yang memang sudah diketahui oleh para imam bahwa ia diurapi menjadi seorang raja untuk menggantikan Saul. Akan tetapi, secara kedudukan, tahta raja itu belum sepenuhnya pindah kepada Saul sekalipun Ahimelekh mengetahui bahwa Daud adalah seorang raja yang diurapi oleh Tuhan. Ahimelekh sadar bahwa ia tidak boleh memberikan roti itu, tapi di sisi lain Daud memintanya. Dari sisi seorang Daud, ia memiliki hak sebagai seorang raja namun ia juga seharusnya menyerahkan semua rencananya terlebih dahulu kepada Tuhan. Maka dari itu, peristiwa ini dinilai sebagai sebuah peristiwa pemanfaatan situasi yang dilakukan oleh Daud kepada Ahimelekh. Dengan kondisi tersebut, semua hal yang dikerjakan oleh Daud dilandaskan pada pergumulan dan reaksinya sebagai manusia terhadap kenyataan hidup yang harus dihadapinya.

Refleksi
Setiap orang memiliki pergumulan hidup karena kita semua berjuang untuk menata hari-hari ini dan masa yang akan datang. Seiring dengan tantangan tersebut, seringkali keputusan-keputusan yang diambil bukan berdasarkan penyerahan diri kepada Tuhan namun kepada kemampuan diri sendiri. Peristiwa tersebut sudah digambarkan dengan jelas dalam peristiwa Nob yang tidak berakhir baik-baik saja. Belajar menjalankan hidup dengan penuh tanggung jawab akan menolong kita untuk selalu berserah penuh kepada Tuhan di segala kondisi kehidupan.

Firman Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk sungguh-sungguh memperhatikan tugas dan tanggung jawab yang sudah Tuhan hadirkan dalam kehidupan kita. Kita diajak untuk mengoreksi diri apabila selama ini kita lebih sering mengandalkan keputusan kita sendiri daripada mengandalkan Tuhan. Jika kita berproses di dalam Tuhan, maka kita akan belajar untuk bertanggung jawab atas seluruh aspek kehidupan kita.

Tekadku
Tuhan, ajarkan kami untuk semakin berserah kepada-Mu ketika kami berjumpa dengan berbagai kesulitan hidup. Ajarkan kami selalu percaya dan yakin akan pertolongan-Mu.

Tindakanku
Saya akan berusaha untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab, dengan cara:
1) Tidak menganggap bahwa tindakan saya adalah yang paling benar, apalagi tanpa menyerahkannya kepada Tuhan.
2) Dalam kondisi terdesak atau dalam kesulitan, saya tidak memaksakan dan tidak mengandalkan kehendak saya sendiri.

This entry was posted in RENUNGAN and tagged . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *