MENANTIKAN DAN MENGHARAPKAN PENGAMPUNAN

JUMAT, 7 JUNI 2024
MENANTIKAN DAN MENGHARAPKAN PENGAMPUNAN
MAZMUR 130: 1-8

Pengantar
Nyanyian ziarah dari pemazmur hari ini mengantarkan kita untuk bersama-sama melihat kembali ke dalam kehidupan kita yang seringkali diisi oleh berbagai kesalahan. Bagi pemazmur, sangat penting untuk setiap manusia sadar dari berbagai kesalahan dan berbalik kepada Tuhan. Inilah pesan utama yang ingin disampaikan oleh pemazmur kepada kita.

Pemahaman
Ayat 1-2 : Mengapa pemazmur memohon kepada Tuhan agar Ia mendengarnya?
Ayat 3-4 : Mengapa pemazmur yakin Tuhan mengampuninya?
Ayat 5-8 : Apa wujud pengampunan yang Tuhan berikan?

Pemazmur memperlihatkan bahwa di tengah kehidupannya yang penuh dosa, ia berbalik kepada Tuhan. Dalam kondisi atau situasi tertentu, tidak banyak orang yang ketika menyadari hidupnya penuh dengan dosa memiliki keinginan untuk segera kembali kepada Tuhan. Pemazmur menunjukkan iman yang bekerja dalam kehidupan manusia akan memampukan mereka untuk segera kembali kepada Tuhan ketika merasa bahwa hidupnya penuh dengan dosa. Seruan pemazmur merupakan tindakan nyata dan permohonannya agar Tuhan mendengarkan memperlihatkan kesungguhan dan kesadaran pemazmur atas seluruh dosanya.

Di samping itu, pemazmur menyadari konsekuensi yang besar atas tindakan dosa, di mana pemazmur sadar kalau dosa itu akan berdampak buruk bagi kehidupannya di masa kini dan juga di masa yang akan datang. Di saat yang sama, pemazmur selalu menyadari bahwa pengampunan Tuhan itu akan terus berlaku di masa kini dan masa yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa pemazmur sungguh merindukan pengampunan Tuhan itu hadir bagi kehidupannya. Pemazmur tidak menganggap pengampunan Tuhan adalah hal yang kecil, tetapi hal yang besar dan serius untuk digumulkan di dalam kehidupan. Pemazmur paham kalau Tuhan mengetahui namun Ia memilih untuk memberikan pengampunan kepada setiap orang yang berseru kepada-Nya.

Pemazmur menyadari bahwa manusia akan selalu punya kecenderungan untuk jatuh ke dalam dosa. Untuk itulah, pemazmur menganggap bahwa penantian dan pengharapan akan pengampunan itu harus selalu terjadi di sepanjang kehidupan manusia. Bahkan, dalam kaitannya dengan syair Mazmur 130 pengharapan pengampunan dari Tuhan jauh lebih besar dari hal-hal lainnya. Pemazmur merupakan saksi nyata dari kisah pengampunan yang diberikan Tuhan kepada bangsa-Nya. Maka dari itu, pemazmur dapat menyebutkan secara konkret wujud pengampunan yang Tuhan berikan, yaitu melalui pembebasan dari kondisi yang susah dan yang lebih utama lagi adalah bebas dari segala kesalahan yang sudah diperbuat oleh manusia.

Refleksi
Pemazmur menyadarkan kita bahwa kehidupan kita setiap hari perlu diisi dengan permohonan pengampunan kepada Tuhan. Sebab, ada berbagai kesalahan yang kita perbuat di dalam kehidupan kita setiap hari. Permohonan pengampunan itu membuktikan bahwa kita sungguh menyadari kelemahan kita sebagai manusia yang mudah sekali digoda oleh berbagai dosa, sekaligus memampukan kita juga untuk terus menyerahkan hidup kita hanya kepada-Nya. Dosa selalu mendorong manusia untuk melakukan yang salah di hadapan Tuhan. Di hadapan manusia, seringkali dosa mendapatkan pembenaran. Namun, di hadapan Tuhan, dosa tidak dapat dianggap sebagai sebuah kebenaran. Maka dari itu, ajakan pemazmur untuk selalu mengharapkan pengampunan dari Tuhan adalah ajakan yang dapat juga kita kerjakan dalam keseharian kita saat ini. Pengampunan dari Tuhan akan memampukan kita untuk terlepas dari bayang-bayang akibat dari tindakan dosa itu dan juga memampukan kita untuk semakin kembali kepada setiap ajaran dan Firman-Nya. Sebab, dari situlah iman kita akan terus terjaga dan juga membuat kita berkomitmen untuk tidak meninggalkan Tuhan dalam kehidupan kita.

Tekadku
Tuhan yang Maha Mengampuni, ampunilah kami jika kami masih menganggap pengakuan dosa kami hanyalah sebatas rutinitas. Mampukan kami mulai hari ini untuk sungguh-sungguh berubah dan meninggalkan perbuatan dosa kami.

Tindakanku
Saya akan belajar untuk memulai hari dan mengakhiri hari saya dengan memohon ampun kepada Tuhan sebagai evaluasi diri setiap hari.

This entry was posted in RENUNGAN and tagged . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *