Minggu, 30 Juni 2024
RATAPAN DIUBAH MENJADI TARIAN ( SUKACITA )
Mazmur 30 : 1 – 13
PENGANTAR
Hidup ini adalah sebuah proses. Terkadang kita berada di atas namun terkadang ada di bawah. Namun yang lebih penting adalah bukan soal kita berada di bawah atau di atas tetapi dalam segala situasi, bagaimana kita mejalin relasi dengan Tuhan. Sebagai orang percaya kita harus bisa memaknai situasi yang terjadi dalam kehidupan kita dalam kacamata Tuhan. Seperti ketika kita membaca ratapan di pasal ini, pemazmur tidak menghayati sebagai nasib sial tetapi pemazmur melihat dari kacamata Tuhan.
PEMAHAMAN
- Apa yang dialami pemazmur saat itu ? ( ayat 2-4 )
- Mengapa Pemazmur bersyukur dan memuliakan Tuhan ? ( ayat 5-6 )
- Apa saja yang dialami Daud sehingga ia berkata ratapanku telah Kau ubah menjadi tarian gembira ( ayat 8 – 13 )
Mazmur 30, berisi tentang ratapan dari seorang yang mengalami sakit parah. Frasa-frasa, “Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong…., kepada-Mu Tuhan aku berseru dan kepada Tuhan aku memohon….., dengarlah Tuhan dan kasihanilah aku…, Tuhan jadilah penolongku dan seterusnya. Frasa seperti ini dapat kita pahami bahwa pemazmur sedang meratap dalam ketidak berdayaan melawan maut. Ia sedang bergulat dengan penyakit yang berada di ambang kematian. Tetapi ditengah-tengah keadaan yang parah tersebut, sesuatu yang luar biasa terjadi. Tuhan Allah mendengarkan doa pemazmur dan meluputkan dari jurang kematian. Ayat 3b-4 berkata, “dan Engkau telah menyembuhkan aku. Tuhan Engkau telah mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku diantara mereka yang turun ke liang kubur”.
Mujizat penyembuhan Tuhan itulah yang membuat pemazmur mengucap syukur kepada Tuhan. Namun bukan karena itu saja tetapi pemazmur mengalami kasih setia Tuhan yang luar biasa. Di mana hal ini menjadi pengalaman hidup yang membawa kepada pengakuan iman pemazmur. Sebab pemazmur hanya mau bergantung hanya kepada Tuhan yang telah meluputkan pemazmur dari maut ( ayat 7-8 ). Pemazmur senantiasa bersyukur atas hikmat dan kebaikan Tuhan yang tak berkesudahan ( ayat 5-6 ), sehingga pemazmur bertekad mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan serta berkomitmen untuk memuliakan Tuhan terus. Itu sebabnya pemazmur berkata, “Ratapanku telah Kau ubah, menjadi tarian gembira, pakaian kabungku Kau tanggalkan, pinggangku Kau ikat dengan sukacita.
Bukankah kita juga pernah meratap karena karena penderitaan dan pergumulan hidup yang berat juga karena dosa-dosa dan ngerinya hukuman yang akan Tuhan lakukan. Namun syukur kepada Allah, karena kasih Kristus yang luar biasa telah mengampuni kita dari semua dosa kita dan mengubah ratap tangis kita menjadi tarian sukacita.
REFLEKSI :
Marilah kita merenungkan : Pernahkah anda menangis, karena dosa dan pelanggaran anda kepada Tuhan, sehingga membuat hidup anda sangat menderita. ? Namun bagaimana respon anda ketika dalam penyesalan anda Tuhan yang penuh kasih menyatakan pengampunan-Nya, bahkan memberkati hidup anda ?
TEKADKU :
Ya Tuhan, sungguh saya berterima kasih yang sebesar-besarnya atas pengampunan dosa yang Engkau beri. Terima kasih juga Engkau telah memulihkan keadaanku.
TINDAKANKU :
Setiap hari saya akan bersyukur kepada Tuhan dan membagikan rasa sukacita tersebut kepada sesama.