Sabtu, 20 Juli 2024
OLAH RASA BELAS KASIHAN
Markus 6:30-34
Pengantar
Di sebuah desa kecil, ada seorang dokter bernama Pak Budiman yang terkenal dengan dedikasinya dalam merawat orang sakit. Setiap hari, Pak Budiman bekerja tanpa lelah, mengunjungi rumah-rumah penduduk dan memberikan perawatan medis. Dia sangat dicintai oleh warga desa karena kebaikan dan perhatiannya. Suatu hari, setelah bekerja keras selama berhari-hari tanpa henti, Pak Budiman merasa sangat lelah. Ia memutuskan untuk pergi ke rumah saudaranya di desa sebelah untuk beristirahat dan menyegarkan diri. Dia berharap bisa mengambil waktu sejenak untuk merilekskan tubuh dan pikirannya.
Namun, ketika Pak Budiman tiba di desa sebelah, dia mendapati sekelompok besar orang menunggu di depan rumah saudaranya. Ternyata, berita tentang keahliannya sebagai dokter telah menyebar, dan banyak orang dari desa sebelah datang untuk mencari pertolongan. Mereka membawa anak-anak yang sakit, orang tua yang membutuhkan perawatan, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Meskipun sangat lelah dan berniat untuk beristirahat, hati Pak Budiman tergerak oleh belas kasihan melihat orang-orang yang membutuhkan bantuan. Dia melihat mereka seperti domba tanpa gembala, yang sangat membutuhkan perhatian dan perawatan. Tanpa ragu, Pak Budiman menunda rencana istirahatnya dan mulai merawat orang-orang itu satu per satu.
Pak Budiman menghabiskan waktu sepanjang hari dan malam untuk memastikan bahwa semua orang mendapat perawatan yang mereka butuhkan. Dia tidak hanya memberikan obat, tetapi juga kata-kata penghiburan dan dukungan moral. Kebaikan dan ketulusannya menyentuh hati banyak orang, dan hubungan antara kedua desa semakin erat karena belas kasih yang ditunjukkannya.
Kisah Pak Budiman mengingatkan kita pada belas kasihan YESUS yang dikisahkan dalam Markus 6:30-34. Marilah kita merenungkannya.
Pemahaman
Ayat 30-32 : Hendak ke manakah YESUS dan para murid-Nya?
Ayat 33-34 : Apakah yang dilakukan YESUS ketika melihat orang banyak berkerumun menanti kedatangan-Nya?
Bacaan Inijil hari ini mengisahkan YESUS dan murid-murid-Nya mencari waktu untuk beristirahat setelah melayani orang banyak. Namun, ketika melihat kerumunan besar yang membutuhkan bimbingan, YESUS tergerak oleh belas kasihan dan mulai mengajar mereka banyak hal. Belas kasihan Yesus melampaui kelelahan-Nya. Hal ini menunjukkan kepada kita pentingnya peduli terhadap kebutuhan orang lain meskipun kita sendiri lelah.
Dalam kesibukan dan kepadatan pekerjaan dan kegiatan sehari-hari kita perlu terus berlatih olah rasa belas kasihan sebab kesibukan seringkali menggerus kepedulian. Marilah berteladankan YESUS yang memiliki rasa belas kasihan yang mendalam terhadap sesama. Kita diajak untuk tidak hanya mencari waktu untuk beristirahat, tetapi juga tetap peka terhadap kebutuhan orang lain dan siap untuk melayani dengan penuh kasih. Mari kita berusaha untuk menjadi pribadi yang penuh belas kasih, seperti YESUS, yang selalu siap membantu dan memberi perhatian kepada mereka yang membutuhkan.
Refleksi:
Dalam keheningan, marilah kita merenungkan apakah di tengah kesibukan dan kepadatan pekerjaan, kita masih memiliki waktu untuk peduli dan melayani orang lain yang membutuhkan perhatian dan pertolongan?
Tekadku:
Ya TUHAN, mampukanlah aku meneruskan kasih-MU dalam tindakan belas kasih pada orang lain di mana pun dan kapan pun.
Tindakanku:
Mulai hari ini aku akan terus berlatih mengolah dan mengembangkan rasa belaskasihan kepada setiap orang yang membutuhkan pertolongan atau pelayanan.