Selasa, 23 Juli 2024
“Perpisahan Yang Membahagiakan”
Kisah Para Rasul 20:17-38
Pengantar
Perpisahan umumnya memang selalu menyisakan kesedihan, kekecewaan dan derai air mata. Namun sesungguhnya tidak selamanya perpisahan menyisakan kesedihan, derai air mata dan nestapa. Perpisahan bisa juga memberi sumbangsih yang membuat kehidupan menjadi lebih baik. Perpisahan dengan sahabat yang memberi teladan hidup yang baik sesaat memang tidak menyenangkan, tetapi untuk selanjutnya bisa menjadi inspirasi yang mendorong dan memacu kita untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Hari ini kita belajar Firman Tuhan tentang Perpisahan yang membahagiakan bagi yang ditinggalkan.
Pemahaman
Pesan penting apa yang bisa kita dapatkan melalui bacaan dari Kisah Para Rasul 20:17-38 ini? Perhatikan dengan baik-baik, agar kita mampu menginspirasi hidup orang lain.
Paulus menceritakan kehidupannya sebagai rasul kepada jemaat Efesus dan kepada penatua yang datang ke Miletus. Dalam memberitakan Kristus, Paulus memang menghadapi banyak situasi sulit dan kerap membuatnya menangis. Para pembencinya bahkan sering mengancam akan membunuhnya (v. 19). Namun dia tetap berjuang dan terus melayani demi kebaikan jemaat Efesus (v. 20). Bagi Paulus, Injil harus dibagikan kepada banyak orang. Paulus berharap pelayanannya mencapai garis akhir yang membahagiakan (v. 24) Dia ingin mewariskan sesuatu yang baik bagi jemaat Efesus. Setelah meninggalkan jemaat Efesus, Paulus ingin agar mereka saling menjaga sebagai sesama umat Allah (v. 28). Paulus menasihati agar mereka awas dari segala ancaman yang datang (v. 29-30). Di akhir kebersamaannya dengan jemaat Efesus, Paulus menyerahkan jemaat ke tangan kasih Kristus (v. 32). Paulus mendorong jemaat Efesus agar saling menolong suatu bukti sebagai murid Kristus (v. 35). Setelah berlutut dan berdoa, Paulus meninggalkan jemaat Efesus, sebuah perpisahan yang membahagiakan (v. 36). Gaya hidup pengikut Kristus wajib memberi dampak positif bagi sesama. Teladan Paulus menginspirasi jemaat yang hidupnya tidak mudah. Paulus berusaha membangun cara hidup baru kepada jemaat Efesus agar dapat merasakan kasih karunia Kristus. Bagi Paulus walau tidak lagi bersama jemaat, tetapi keteladanannya masih tinggal bersama mereka. Begitulah Paulus meninggalkan mereka dalam sukacita. Kita harus berdampak bagi kehidupan sesama, agar kita pergi dari suatu tempat mewarisi teladan hidup yang baik, sehingga tercipta perpisahan yang membahagiakan.
Refleksi:
Saudara-saudara, apa yang kita wariskan kepada keluarga, komunitas, Persekutuan atau di setiap konteks di mana kita pernah berada? Wariskanlah teladan hidup yang baik, agar ketika berpisah menjadi perpisahan yang membahagiakan.
Tekadku:
Ya Tuhan, tolonglah aku agar mampu mewariskan teladan hidup yang baik kepada siapapun juga, sehingga ketika berpisah, menjadi perpisahan yang membahagiakan.
Tindakanku:
Mari saudara-saudara, kita mewariskan teladan hidup yang baik kepada siapapun, di manapun dan kapanpun agar ketika berpisah menjadi perpisahan yang membahagiakan.