Kamis, 25 Juli 2024
“Taat Mengikuti Panggilan Tuhan”
1 Raja-raja 19:19-21
Pengantar
Ada pandangan yang mengatakan, bahwa orang yang suka menunda-nunda melakukan sesuatu adalah orang yang tidak siap bekerja, tidak siap berkembang dan tidak siap untuk bertumbuh. Bagaimana sikap saudara ketika melihat ada orang yang suka menunda-nunda suatu pekerjaan atau tugas yang dibebankan kepadanya, pasti tidak senang bukan. Rasanya ingin mengambil alih tugas dan tanggungjawabnya. Bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah kita juga sering menunda untuk melakukan tugas yang dipercayakan kepada kita? Apakah kita masih sering berpikir, “Ah, masih ada waktu! Tidak perlu sekarang, nanti saja?” Hari ini kita belajar Firman Tuhan tentang tidak menunda-nunda meresponi panggilan Tuhan.
Pemahaman
Pesan penting apa yang bisa kita dapatkan melalui bacaan dari bacaan 1 Raja-raja 19:19-21 ini? Perhatikan dengan baik-baik, agar kita dapat taat mengikuti panggilan Tuhan dalam hidup ini.
Elia adalah seorang nabi Tuhan yang bekerja melayani di wilayah Israel untuk menyampaikan perintah Tuhan kepada bangsa Israel. Pada 1 Raja-Raja 19:19-21 ini, kita perhatikan bagaimana Elia berjumpa dengan Elisa yang sedang bekerja di ladang miliknya. Penulis kitab ini tidak mencatat peristiwa ini secara panjang lebar. Penulis hanya mencatat bagaimana Elia melempar jubahnya kepada Elisa, dan dipahami oleh Elisa sebagai sebuah ajakan untuk segera mengikuti Elia. Elisa pun segera meninggalkan apa yang sedang dikerjakannya saat itu dan segera berlari mengikuti Elia. Elisa tidak menunda-nunda melainkan segera dan ia hanya minta waktu berpamitan dengan orang tuanya dan orang-orang yang bekerja bersamanya. Setelah itu, dicatat oleh penulis kitab 1Raja-raja, bahwa Elisa menjadi pelayan Elia dan mengikuti ke mana saja Elia pergi. Repons spontan seperti Elisa menjadi cermin untuk kita dapat merefleksikan seperti apakah respons dan tanggapan kita terhadap panggilan Tuhan untuk melayani-Nya. Apakah responsnya seperti Elisa, yaitu spontan, tanggap, penuh sukacita, rela berkorban bahkan dengan penuh rasa syukur? Ataukah respons kita adalah pura-pura tidak dengar, pura-pura tidak tahu, enggan, menolak atau menerima tetapi dengan bersungut-sungut? Panggilan Tuhan untuk melayani adalah kasih karunia yang harus disambut dengan spontan, penuh sukacita dan rasa syukur. Ketika menyambut panggilan Tuhan dengan rasa syukur, maka kita akan dimampukan untuk melakukan tugas perutusan, ke manapun, kepada siapapun baik atau tidak baik waktunya harus tetap taat, setia dan tekun melayani Tuhan.
Refleksi:
Saudara-saudara, setiap kita yang percaya pada Tuhan dipanggil untuk melayani Tuhan. Melayani Tuhan adalah anugerah, bersyukurlah karena kita dipanggil untuk melayani Tuhan.
Tekadku:
Ya Tuhan bimbinglah, tuntunlah dan mampukan aku, agar tetap taat mengikuti panggilan-Mu.
Tindakanku:
Mari saudara-saudara, kita harus terus belajar taat, setia dan tekun melayani Tuhan. Di mana saja Tuhan mempercayakan untuk melayani-Nya lakukanlah dengan semangat dan ketaatan.