Sabtu, 3 Agustus 2024
SATU DI DALAM TUHAN
Efesus 4:1-16
Pengantar
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah terbiasa dengan perbedaan dan hal itu sangat wajar. Perbedaan bukanlah musuh, melainkan anugerah dari Tuhan yang harus dipahami dan disikapi dengan benar. Meskipun terdapat beragam perbedaan, baik dalam hal budaya, suku, serta latar belakang kehidupan lainnya, pada kenyataannya kesatuan masih tetap dapat diupayakan dan menghasilkan kerjasama yang baik. Begitu juga halnya dengan kehidupan bergereja. Tuhan memberikan keunikan masing-masing untuk dapat menciptakan persekutuan yang indah dan harmonis.
Pemahaman
• Ayat 3-6 : Apa yang melatarbelakangi nasehat Paulus agar jemaat di Efesus memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera?
• Ayat 11-14 : Apa kunci dari pertumbuhan iman jemaat berdasarkan bagian ini?
Secara keseluruhan, Efesus 4:1-16 merupakan bagian dari surat Paulus kepada jemaat di Efesus. Dalam bagian ini Paulus mengingatkan jemaat untuk memelihara kesatuan Roh di dalam ikatan damai sejahtera (ayat 3). Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat di kota Efesus yang masih menyembah dewa-dewa dan Kaisar. Oleh sebab itu, jemaat di kota Efesus harus mengingat kembali panggilan mereka untuk bersatu dalam ikatan satu Tuhan, satu iman, dan satu baptisan (ayat 5). Di sini Paulus juga membawa mereka untuk melakukan penyembahan yang benar kepada Allah, tidak lagi menyembah kepada dewa-dewa dan Kaisar. Tentu ajakan ini menimbulkan gejolak di tengah jemaat. Namun Paulus mengajak mereka untuk bersikap dewasa, yang artinya memahami secara utuh panggilan hidupnya sebagai anak-anak Tuhan dan menerima perbedaan karunia bahkan kebiasaan sehari-hari. Perbedaan itu akan terikat menjadi sebuah kesatuan karya bagi Kristus dan gereja-Nya. Oleh karena itu, kunci dari pertumbuhan iman jemaat adalah sejauh mana menerima perbedaan secara dewasa dan mampu mempertanggungjawabkan imannya agar tidak diombang-ambingkan oleh pengaruh zaman (ayat 13-14). Orang percaya terus diarahkan untuk terus bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus.
Refleksi
Ambil waktu hening sejenak, ingatlah: perbedaan apa sajakah yang saudara temui dalam kehidupan bergereja? Bagaimana saudara menyikapi perbedaan karunia, pandangan, serta kebiasaan dalam hidup sehari-hari maupun bergereja? Perbedaan ada bukan sebagai berhala diri yang dibanggakan, melainkan untuk disyukuri dan dirayakan.
Tekadku
Tuhan, aku bersyukur atas kehidupan persekutuan bersama dengan saudara seiman. Kiranya Roh Kudus memberikan hikmat agar aku belajar menghargai setiap perbedaan dengan baik.
Tindakanku
• Aku mau belajar merangkul perbedaan yang ada dalam kehidupan bergereja dengan tidak mengutamakan kepentingan pribadi.
• Aku mau belajar bertumbuh ke arah Kristus bersama saudara seiman melalui keikutsertaan:
…… (sebutkan: Life Group atau kelompok pertumbuhan, kebaktian doa sektor, aktif mengikuti PA, dan sebagainya).