Dipamggil untuk berbuah

*Rabu, 8 Oktober 2025**DIPANGGIL UNTUK BERBUAH**Markus 11:12-14, 20-24**Pengantar*Salah seorang tetangga menceritakan pengalamannya ketika menanam pohon jambu air. Mulanya si pemilik pohon berharap agar tanamannya berbuah lebat. Namun seiring berjalannya waktu, si pemilik pohon merasa kesal. Hal ini terjadi karena pohon itu tak kunjung berbuah, meski memiliki daun yang rimbun. Cerita ini mengingatkan kita bahwa apa yang terlihat segar di depan mata, belum tentu menghasilkan buah yang baik. Hal ini pula yang hendak Yesus ajarkan kepada para murid melalui peristiwa pohon ara. *Pemahaman*• Ayat 12-14 : Mengapa Yesus mengutuk pohon ara?• Ayat 22-24 : Apa pesan penting yang didapatkan melalui bagian ini?Dalam suatu perjalanan bersama dengan para murid, Yesus merasa lapar. Melihat dari jauh pohon ara yang sudah berdaun, Ia mendekatinya apakah pohon ara itu berbuah. Tetapi pohon itu belum berbuah karena belum musimnya (ayat 13). Yesus mengutuk pohon ara itu dengan mengatakan bahwa tidak ada lagi seorang pun yang makan buah dari pohon itu selama-lamanya (ayat 14). Mengapa Yesus mengutuknya? Rupanya Yesus hendak memperingatkan Israel pada zaman Yesus, dimana mereka tidak menghasilkan kehidupan yang berbuah. Mereka mengaku milik Tuhan, namun tidak hidup dalam kebenaran dan mengutamakan perintah yang dibuat manusia. Selanjutnya, ketika Yesus dan para murid kembali melewati pohon ara tersebut, mereka melihat pohon itu sudah kering sampai ke akar-akarnya (ayat 20). Para murid menyadari betapa seriusnya kuasa perkataan Yesus. Oleh karena itu, Yesus meminta mereka untuk percaya kepada Allah yang sanggup melakukan kuasa untuk melakukan apapun yang diinginkan-Nya (ayat 22-23). Termasuk apapun yang mereka minta dan doakan kepada Allah, harus disertai dengan kesungguhan iman (ayat 24). Dengan demikian, melalui peristiwa pohon ara yang dikutuk ini memberikan pelajaran berharga bagi para murid untuk menghasilkan hidup yang berbuah, yaitu hidup yang sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan serta beriman pada kuasa-Nya. *Refleksi*Tak sedikit kehidupan orang Kristen seperti pohon ara yang tidak berbuah. Terlihat menyenangkan, namun tidak menghasilkan buah yang baik. Ironisnya, mengaku rajin ikut berbagai aktivitas rohani, namun minim perubahan hidup. Marilah kita merenungkan: hal-hal apa sajakah yang dapat menghambat kita untuk menghasilkan kehidupan yang berbuah? Apakah selama ini kepercayaan kita kepada Tuhan hanya sebatas pengakuan mulut belaka? *Tekadku*Tuhan, terimakasih atas firman-Mu yang mengingatkanku untuk tidak menjalani hidup penuh dengan kepura-puraan. Mampukanku untuk menghasilkan hidup yang berbuah, agar imanku terus bertumbuh di dalam-Mu.*Tindakanku*Hari ini aku mau mempraktikkan kehidupan yang berbuah melalui tindakan kasih kepada sesama: ………. (sebutkan, misalnya: mengunjungi salah seorang saudara seiman yang sedang sakit, mendoakan teman yang sedang dalam pergumulan berat, memberikan perhatian atau ucapan selamat kepada salah seorang teman yang berulang tahun, dsb).

This entry was posted in RENUNGAN and tagged . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *