SELASA, 21 OKTOBER 2025
DALAM KESULITAN, TUHAN ADA
MAZMUR 129:1-8
Pengantar
Berkali-kali kita menemukan kesulitan di tengah kehidupan, namun berkali-kali juga kita berjuang untuk menghadapi kesulitan itu. Tidak jarang kita berjumpa dengan kegagalan, bahkan penderitaan akibat dari respons kita terhadap kesulitan yang sedang kita hadapi. Tidak sedikit orang yang kemudian pada akhirnya menggunakan caranya sendiri untuk dapat menyelesaikan kesulitan daripada berefleksi terlebih dahulu untuk mengerti karya Tuhan bekerja dalam kehidupannya. Masa-masa sulit seperti inilah yang dipakai oleh pemazmur untuk melihat kehadiran Tuhan.
Pemahaman
Ayat 1-3 : Kesulitan apa yang mereka alami?
Ayat 4-8 : Bagaimana Tuhan menjawab kesulitan itu?
Mazmur 129 merupakan salah satu nyanyian ziarah yang digunakan oleh umat pilihan Tuhan pada masa itu untuk mengingat kebaikan Tuhan di tengah berbagai kesulitan yang mereka hadapi. Mazmur ini lahir dari situasi penderitaan yang dialami oleh bangsa-Nya, sebab di masa tersebut mereka hidup di bawah tekanan bangsa lain yang berkuasa. Mereka menjadi budak, bahkan iman percaya mereka diolok-olok oleh orang banyak. Hal ini menimbulkan dua macam penderitaan, yaitu penderitaan perasaan dan penderitaan fisik. Penderitaan perasaan yang mereka alami itu membuat mereka merasa tersesak yang menunjukkan bahwa ada penderitaan perasaan yang mereka alami pada masa itu. Kesulitan bukan hanya nampak di luar, namun juga berdampak pada pribadi setiap orang. Penderitaan fisik juga mereka alami karena mereka harus bekerja jauh lebih keras ketika mereka yang percaya kepada-Nya, sekali pun mengalami tekanan, namun tidak dapat dikalahkan imannya. Akibatnya, mereka semakin didera oleh beragam penderitaan.
Di tengah situasi demikian, pemazmur tidak segera menanam dendam di dalam hatinya. Namun sebaliknya, ia mengandalkan Tuhan. Pemazmur memahami bahwa hidup dalam Tuhan jadi semakin diuji ketika mengalami penderitaan. Saat kesulitan itu datang, pemazmur menghadapinya dan terus memohon kepada Tuhan samil percaya bahwa masa-masa ini akan berakhir. Pemazmur menyatakan bahwa keadilan Tuhan akan ditunjukkan oleh-Nya agar semua orang tunduk kepada kuasa dan karya-Nya. Keadilan Tuhan membuat umat merasakan pembebasan sedang terjadi dalam kehidupan mereka.
Refleksi
Kesulitan bukan tanda Tuhan meninggalkan kita, melainkan kesempatan untuk mengalami penyertaan-Nya lebih nyata. Di zaman sekarang kita terlalu sering dituntut untuk segera menyelesaikan segala perkara dan pada akhirnya bukan dengan cara Tuhan namun dengan cara kita sendiri. Pemazmur mengajak kita merenungkan agar ketika kita ada dalam situasi dan kondisi sulitnya kehidupan, kita melihatnya sebagai momen untuk semakin menundukkan diri kita pada kuasa Tuhan. Tuhan dengan kuasa-Nya mampu menolong kita. Untuk itu, kita belajar agar selalu siap menghadapi kesulitan-kesulitan yang datang dalam kehidupan kita di dalam Tuhan. Kita belajar agar kita terus berharap hanya kepada-Nya.
Kita percaya apabila kita hidup dalam Tuhan, maka Tuhan mengubahkan kita menjadi pribadi yang lebih tangguh. Kesulitan tidak menghancurkan kita namun membuat kita semakin berdaya dan mengerti akan arti keberserahan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, Sang Pemilik Kehidupan. Kita belajar untuk mengerti bahwa Tuhan juga bekerja dalam kehidupan orang lain, sehingga Tuhan pun akan mengerjakan pemulihan dan perubahan hidup yang lebih baik juga kepada orang lain agar mereka semakin mengenal kuasa-Nya.
Tekadku
Tuhan, kami percaya bahwa iman kami dapat bertumbuh bukan hanya pada situasi yang nyaman, namun juga dapat bertumbuh dalam berbagai kesulitan yang sedang kami hadapi. Untuk itu, mampukanlah kami untuk mengenali kehadiran-Mu dalam kesulitan yang sedang kami hadapi, agar kami terus merasakan kekuatan dan penyertaan-Mu dalam kehidupan ini.
Tindakanku
Saya akan:
1) Berdoa agar Tuhan memampukan saya mampu menghadapi kesulitan.
2) Berdoa agar orang lain juga belajar beriman untuk semakin menyerahkan segala kesulitan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan.
