*Rabu, 5 November 2025**Setia dalam Hal Kecil, Dipercaya dalam Hal Besar**Lukas 19:11-27**Pengantar*Bayangkan seseorang diberi tanggung jawab sederhana: menjaga kas kecil kantor. Karena menganggap remeh, ia sering lupa mencatat atau menggunakan uang untuk kepentingan pribadi. Akibatnya, saat ada kesempatan promosi, ia dilewati karena tidak bisa dipercaya. Begitu pula dalam hidup rohani: TUHAN mempercayakan setiap kita “mina”: waktu, talenta, harta, kesempatan, bahkan pelayanan. Pertanyaannya: apakah kita setia mengelolanya? Bacaan Injil hari ini memandu kita untuk merenungkannya.*Pemahaman*• Ayat 12-25 : Siapa yang digambarkan sebagai tuan dan hamba dalam perumpamaan ini?• Ayat 17,24 : Mengapa sang tuan memuji hamba yang setia, tapi menghukum hamba yang malas?• Apa yang dimaksud “mina” dalam konteks rohani masa kini?• Ayat 26 : Apa pesan TUHAN YESUS tentang tanggung jawab dan kesetiaan melalui kisah ini?Perumpamaan ini disampaikan YESUS menjelang masuk ke Yerusalem, ketika orang banyak mengira Kerajaan ALLAH akan segera dinyatakan (ay. 11). Dia menegaskan bahwa masa penantian sebelum Kerajaan itu genap adalah waktu bagi murid-murid untuk melayani dan bekerja dengan setia, bukan berdiam diri.Tuan menggambarkan KRISTUS yang pergi untuk menerima kerajaan dan akan kembali. Hamba-hamba melambangkan orang percaya yang diberi tanggung jawab rohani. Mina melambangkan segala berkat, kemampuan, dan kesempatan yang TUHAN percayakan kepada kita. Pesannya jelas: kesetiaan diukur bukan dari seberapa besar yang kita punya, tapi dari seberapa sungguh kita mengelola yang kecil. Hamba yang malas dihukum bukan karena ia mencuri, tetapi karena ia tidak melakukan apa pun dengan kepercayaan yang TUHAN berikan.Marilah mengenali “mina” yang TUHAN percayakan pada kita, apakah itu kemampuan, waktu, relasi, pelayanan, pekerjaan atau dalam bentuk lain. Gunakanlah dengan sungguh-sungguh untuk kemuliaan TUHAN. Jadikanlah setiap kesempatan sebagai sarana untuk melayani bukan sekadar menikmati.Sesungguhnya TUHAN tidak menuntut kita menghasilkan hal besar tetapi menuntut kesetiaan dalam setiap hal kecil yang dipercayakan. Suatu hari nanti, Ia akan datang kembali dan menanyakan: “Apa yang kau lakukan dengan yang Ku-percayakan padamu?” TUHAN melihat bukan seberapa banyak yang kita miliki namun seberapa setia kita mengelola atau menggunakanya bagi-Nya. Ingatlah, kesetiaan tidak diukur dari besar kecilnya tugas, tetapi dari hati yang tulus mengerjakannya bagi TUHAN.*Refleksi*Dalam keheningan, berdiamlah sejenak. Marilah merenungkan: Apakah aku sudah mengelola waktu, pekerjaan, pelayanan, dan hubungan dengan tanggung jawab yang sungguh-sungguh? Ataukah aku seperti hamba yang menyimpan mina dalam sapu tangan karena takut, malas, atau tidak peduli?*Tekadku*Ya TUHAN, mampukanlah aku setia dalam hal kecil setiap hari, agar hidupku menjadi berkat dan memuliakan nama-Mu.*Tindakanku*Hari ini aku akan mengerjakan satu tanggung jawab sederhana: di rumah, kantor, atau gereja dengan hati yang sungguh untuk TUHAN, bukan untuk dilihat manusia.
-
Recent Comments
No comments to show. -
kategori
-
