Ditwngah masalah:Tuhan punya rencana

*Selasa, 14 Oktober 2025**Di Tengah Masalah: Tuhan punya Rencana**Kejadian 31:43-32:2**PENGANTAR*Pernahkah saudara menjalani perjalanan hidup yang terasa penuh ketidakpastian? Mungkin saudara tidak diperlakukan dengan adil, dimanfaatkan, atau ada dalam relasi yang tidak sehat dalam waktu yang cukup lama. Tetapi untuk memutuskan meninggalkan sesuatu yang tidak sehat, juga bukan hal yang mudah, bukan? Ada rasa lega sekaligus takut. Bagaimana kalau masa depan tidak lebih baik? Bagaimana kalau masalah baru muncul?*PEMAHAMAN*31:43-55 : Bagaimana perjanjian Yakub dan Laban menjadi tanda batas dan perlindungan bagi keduanya?32:1-2 : Siapa yang ditemui Yakub di perjalanan, dan apa arti pertemuan itu bagi dia?Perjanjian Yakub dan Laban (ay. 43-55) adalah kesepakatan damai yang menandai akhir konflik di antara mereka. Relasi mereka sudah berjalan cukup lama, dan Yakub selama ini merasakan ketidakadilan dan dimanfaatkan bertahun-tahun. Tetapi Yakub juga melakukan tipu daya untuk mencurangi mertuanya itu. Di akhir pertentangan itu, Yakub memutuskan untuk lari meninggalkan Laban karena firman Tuhan yang datang kepadanya (lih. 31:3). Dalam perjalanan itu, Laban mengejar dan terjadilah pertengkaran di antara mereka (ay. 36). Bagian yang kita baca adalah akhir dari pertengkaran tersebut, dan mereka mendirikan tumpukan batu sebagai penanda batas dan saksi bahwa keduanya tidak akan saling mencelakakan. Ini menjadi momen penting, meskipun hubungan mereka rumit, Tuhan menolong agar perpisahan itu terjadi dengan damai. Sekalipun demikian, pasti ada rasa takut dalam diri Yakub karena menghadapi perjalanan yang tidak pasti, dan juga ketakutan untuk kembali ke tempat orang tuanya, karena ada luka yang pernah terjadi di sana. Namun, bagian berikutnya seolah membuka babak baru. Yakub melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan malaikat-malaikat Allah (32:1–2). Pertemuan ini pasti bukan kebetulan, melainkan peneguhan dari Tuhan bahwa Ia sendiri yang menyertai Yakub. Dalam masa transisi yang penuh risiko, Yakub diingatkan: perjalanan ini tidak ia tempuh sendirian. Bagi kita, ini mengingatkan bahwa Tuhan bukan hanya hadir di titik awal dan akhir, tetapi juga di tengah perjalanan, terutama saat kita melangkah di antara “konflik yang lama” dan “tantangan yang baru.”*REFLEKSI*Meninggalkan masa lalu memang bukan hal yang mudah. Tetapi ketika hal tersebut adalah rencana Tuhan, maka Dia akan menyatakan kehadiran-Nya di tengah perjalanan, bukan hanya di tujuan akhir. Pertanyaannya, apakah kita peka melihatnya, atau terlalu sibuk untuk takut dan memikirkan risiko di depan?*TEKADKU*Doa: Bapa surgawi, tolong aku supaya tidak terlalu sibuk memikirkan tantangan, bahkan merasakan ketakutan pada hal-hal yang bisa terjadi. Bantu aku untuk melihat dan merasakan Engkau yang hadir di setiap langkahku. Kuatkan imanku untuk tetap melangkah dengan tenang, dalam iman bahwa Engkau beserta. Amin*TINDAKANKU*Hari ini, aku akan menuliskan minimal satu “tanda” atau pengalaman kecil yang menunjukkan bahwa Tuhan sedang menyertai di tengah proses yang belum selesai.

Posted in RENUNGAN | Tagged | Leave a comment

Ingat Kristus,setia sampai akhir

*Sabtu, 11 Oktober 2025**INGAT KRISTUS, SETIA SAMPAI AKHIR**2 Timotius 2:8-15**Pengantar*Mewujudkan hidup yang setia bukan perkara mudah. Entah itu setia terhadap pasangan, pertemanan, bahkan dalam relasi dengan Tuhan. Adakalanya ujian kesetiaan itu membuat relasi menjadi renggang atau bahkan terputus. Namun bagi orang beriman kesetiaan itu menjadi sesuatu yang sangat berharga, sebab mencerminkan karakter Allah yang harus diteladani dalam keseharian. *Pemahaman*• Ayat 9-10 : Apa yang melatarbelakangi nasihat Paulus kepada Timotius dalam bagian ini?• Ayat 11-13 : Apa dampak yang dihasilkan jika seseorang tetap hidup dalam Kristus?• Ayat 14-15 : Apa tugas yang harus dilakukan oleh Timotius sebagai pelayan Kristus?Pada masa Paulus menulis surat 2 Timotius, kemungkinan besar sedang terjadi kebakaran hebat di kota Roma, yang dipercaya dipicu oleh Kaisar Nero, sebagai langkah pembaharuan kota. Kebakaran itu menghancurkan pemukiman penduduk yang hidupnya berkekurangan, dan ketika kerusuhan terjadi, Nero menyalahkan para pengikut Kristus. Ia kemudian banyak menangkap pengikut Kristus, termasuk Paulus. Dalam penderitaannya oleh karena pemberitaan Injil, Paulus tetap belajar sabar menanggung semuanya (ayat 9-10). Bahkan ia sendiri masih berkesempatan menuliskan pesan kepada Timotius, agar Timotius tetap menempatkan Kristus sebagai satu-satunya pusat pemberitaan Injil. Paulus meyakinkan Timotius bahwa jika seseorang tetap memilih hidup tekun dan sabar dalam Kristus, maka Kristus pun menyatakan janji penyertaan-Nya (ayat 11-13). Allah tetap setia, meski seringkali manusia berlaku tidak setia. Oleh karena itu, Paulus mengingatkan kembali pada Timotius agar mengingat semua perkataannya, serta menjaga kawanan domba Allah agar tetap terpusat pada kebenaran (ayat 14). Bahkan dalam perannya sebagai seorang pelayan Tuhan, Timotius diharapkan untuk mempersembahkan hidup yang layak. Artinya, panggilan pelayanan itu tidak dijadikan sebagai ajang popularitas, melainkan panggilan untuk setia kepada Allah. Dengan demikian, para pengikut Kristus belajar untuk tetap mempertahankan kesetiaan, bukan mencari pengakuan atau penghormatan dari manusia. *Refleksi*Menjalani hidup setia sebagai orang beriman seringkali diuji oleh berbagai hal. Bukan hanya soal sakit penyakit, tetapi juga melalui berbagai kenyamanan hidup. Apa upaya saudara untuk tetap setia pada Kristus dalam berbagai ujian kehidupan?*Tekadku*Tuhan, ajarku untuk berdamai dengan berbagai persoalan yang terjadi di hidupku. Berikanku keberanian untuk mewujudkan hidup yang setia sampai akhir. *Tindakanku*Aku mau mengupayakan hidup setia kepada Tuhan dengan tindakan berikut:1. Tekun belajar Firman Tuhan.2. Saling menguatkan sesama saudara seiman agar tetap kuat menghadapi berbagai kesulitan hidup.3. Mempersembahkan pelayanan yang berkenan kepada Tuhan, dan bukan sebagai ajang popularitas diri sendiri.

Posted in RENUNGAN | Tagged | Leave a comment

Ingat kebaikanNya

*Jumat, 10 Oktober 2025**INGAT KEBAIKAN-NYA!**Mazmur 111:1-10**Pengantar*Ketika keluarga atau teman memberikan pertolongan di saat genting, tentu kita akan berterimakasih kepadanya. Kita tidak ingin menjadi orang yang lupa diri dan mengabaikan kebaikan mereka. Hal ini juga berlaku dalam relasi dengan Tuhan. Kita diajak untuk selalu mengingat semua kebaikan Tuhan, seperti yang tertulis dalam bacaan hari ini, yaitu Mazmur 111:1-10. *Pemahaman*• Ayat 1-9 : Apa yang membuat pemazmur menyatakan pujian dan rasa syukurnya kepada Tuhan?• Ayat 10 : Apa yang terjadi jika seseorang sungguh-sungguh hidup takut akan Tuhan?Mazmur 111:1-10 secara keseluruhan hendak mengajarkan kepada kita tentang betapa besar kebaikan Tuhan dalam hidup umat-Nya. Itulah sebabnya pemazmur mengungkapkan rasa syukurnya kepada Tuhan. Ada begitu banyak pertolongan Tuhan di hidupnya, sehingga hal itu menjadi kenangan indah dalam diri pemazmur. Tuhan telah melakukan berbagai perbuatan besar yang disaksikan oleh seluruh umat, sehingga menimbulkan kekaguman dan penghormatan bagi-Nya (ayat 2-3). Ia menyatakan pemeliharaan-Nya bagi setiap orang yang takut akan Dia, sehingga hal itu menjadi peringatan dan dikenang seumur hidup (ayat 4-5). Di masa lampau Tuhan juga telah melakukan perbuatan besar bagi Israel dengan memberikan tanah Kanaan (ayat 6). Banyak pembebasan yang juga Tuhan kerjakan bagi umat-Nya, ketika mereka ada di tangan musuh (ayat 9). Semua ini meyakinkan seluruh umat bahwa Tuhan bekerja menurut hikmat dan kuasa-Nya. Oleh karena itu, orang yang telah menikmati kebaikan Tuhan juga harus menyatakan tekad untuk hidup takut akan Dia. Sebab bagi mereka yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan akan dikaruniai berbagai pengertian atau hikmat untuk hidup dalam kebenaran (ayat 10). *Refleksi*Apa sajakah wujud kebaikan Tuhan yang saudara rasakan selama seminggu ini? Apakah hidup kita sudah menunjukkan sikap hormat dan takut akan Tuhan sebagai wujud syukur atas kebaikan-Nya?*Tekadku*Tuhan, aku bersyukur atas kuasa penyertaan-Mu atas hidup yang kujalani. Pimpinlah, agar aku dimampukan untuk tetap hidup dalam hikmat-Mu. *Tindakanku*Hari ini aku mau membagikan cerita kebaikan Tuhan kepada salah seorang teman atau orang terdekat yang sedang mengalami pergumulan berat.

Posted in RENUNGAN | Tagged | Leave a comment

Taat meskipun sulit

*Kamis, 9 Oktober 2025**TAAT MESKI SULIT**2 Raja-Raja 5:9-15**Pengantar*Seorang anak kecil yang sedang sakit, berulang kali menolak minum obat karena dirasa pahit. Namun ibunya mengatakan bahwa jika ia ingin sembuh harus minum obat. Setelah minum obat secara rutin, anak itu sembuh dan kembali beraktivitas. Ilustrasi ini mengingatkan kepada kita bahwa belajar taat terkadang tak menyenangkan. Hal itu juga dialami oleh salah seorang tokoh Alkitab, yaitu Naaman, yang tengah berjuang dengan sakit kusta. *Pemahaman*• Ayat 9-12 : Mengapa Naaman marah ketika Elisa menyuruhnya untuk mandi di sungai Yordan?• Ayat 15 : Apa pelajaran berharga yang didapat Naaman melalui peristiwa kesembuhannya?Cerita tentang Naaman yang sakit kusta, tidak asing bagi kita. Saat itu Naaman pergi menemui Elisa untuk meminta pertolongan. Namun Elisa mengutus orang untuk mengatakan kepada Naaman agar ia mandi sebanyak tujuh kali di sungai Yordan. Mendengar hal ini, Naaman menjadi marah (ayat 11). Kemarahan Naaman ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, Naaman bersusah payah datang kepada Elisa, namun Elisa hanya mengirim utusan. Tentu hal ini merendahkan hati Naaman, seorang yang biasa dihormati. Naaman pergi ke rumah Elisa dengan perencanaan yang matang. Ia harus menyeberang wilayah dan berharap agar Elisa menyebut nama Tuhan dalam proses kesembuhannya. Kedua, Naaman disuruh mandi di sungai Yordan. Perintah ini memang tampaknya sederhana. Namun hal ini membuat Naaman ragu sebab ia merasa bahwa masih ada sungai lain yang lebih baik dibandingkan sungai Yordan (ayat 12). Melihat kemarahan Naaman yang tak terbendung, para pegawainya membujuk Naaman untuk melakukan perintah Elisa (ayat 13). Hal ini dilakukan oleh para pegawainya karena merasa kasihan dengan kondisi Naaman. Meski sulit, akhirnya Naaman bersedia membenamkan dirinya di sungai Yordan sebanyak tujuh kali (ayat 14). Keajaiban pun terjadi, Naaman menjadi sembuh. Melalui peristiwa ini, Naaman mendapat pelajaran berharga. Ia percaya akan kuasa Allah Israel, yang berdaulat atas segalanya (ayat 15). Sebelumnya Naaman berpikir bahwa dewa-dewi yang disembahnya adalah allah yang sejati. Namun ia sendiri mengalami bahwa Allah Israel adalah Allah yang hidup dan nyata adanya. *Refleksi*Ambillah waktu hening sejenak dan renungkanlah: apa yang seringkali membuat saudara merasa sulit untuk taat pada perintah Tuhan? Apakah karena perintah itu terasa berat dan tak masuk akal? Ataukah karena kebiasaan dalam diri sendiri yang sulit untuk diubah? *Tekadku*Tuhan, ampunilah bilaku sering melanggar ketetapan-Mu. Ajarku rendah hati untuk percaya dan melakukan setiap perintah-Mu. *Tindakanku*Aku mau belajar taat meski harus bertentangan dengan kebiasaan yang sulit diubah:….. (sebutkan, misalnya: belajar mendengar meski punya kebiasaan untuk sulit menerima masukan, belajar mau diatur meski punya kebiasaan mudah mengatur, dsb).

Posted in RENUNGAN | Tagged | Leave a comment

Dipamggil untuk berbuah

*Rabu, 8 Oktober 2025**DIPANGGIL UNTUK BERBUAH**Markus 11:12-14, 20-24**Pengantar*Salah seorang tetangga menceritakan pengalamannya ketika menanam pohon jambu air. Mulanya si pemilik pohon berharap agar tanamannya berbuah lebat. Namun seiring berjalannya waktu, si pemilik pohon merasa kesal. Hal ini terjadi karena pohon itu tak kunjung berbuah, meski memiliki daun yang rimbun. Cerita ini mengingatkan kita bahwa apa yang terlihat segar di depan mata, belum tentu menghasilkan buah yang baik. Hal ini pula yang hendak Yesus ajarkan kepada para murid melalui peristiwa pohon ara. *Pemahaman*• Ayat 12-14 : Mengapa Yesus mengutuk pohon ara?• Ayat 22-24 : Apa pesan penting yang didapatkan melalui bagian ini?Dalam suatu perjalanan bersama dengan para murid, Yesus merasa lapar. Melihat dari jauh pohon ara yang sudah berdaun, Ia mendekatinya apakah pohon ara itu berbuah. Tetapi pohon itu belum berbuah karena belum musimnya (ayat 13). Yesus mengutuk pohon ara itu dengan mengatakan bahwa tidak ada lagi seorang pun yang makan buah dari pohon itu selama-lamanya (ayat 14). Mengapa Yesus mengutuknya? Rupanya Yesus hendak memperingatkan Israel pada zaman Yesus, dimana mereka tidak menghasilkan kehidupan yang berbuah. Mereka mengaku milik Tuhan, namun tidak hidup dalam kebenaran dan mengutamakan perintah yang dibuat manusia. Selanjutnya, ketika Yesus dan para murid kembali melewati pohon ara tersebut, mereka melihat pohon itu sudah kering sampai ke akar-akarnya (ayat 20). Para murid menyadari betapa seriusnya kuasa perkataan Yesus. Oleh karena itu, Yesus meminta mereka untuk percaya kepada Allah yang sanggup melakukan kuasa untuk melakukan apapun yang diinginkan-Nya (ayat 22-23). Termasuk apapun yang mereka minta dan doakan kepada Allah, harus disertai dengan kesungguhan iman (ayat 24). Dengan demikian, melalui peristiwa pohon ara yang dikutuk ini memberikan pelajaran berharga bagi para murid untuk menghasilkan hidup yang berbuah, yaitu hidup yang sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan serta beriman pada kuasa-Nya. *Refleksi*Tak sedikit kehidupan orang Kristen seperti pohon ara yang tidak berbuah. Terlihat menyenangkan, namun tidak menghasilkan buah yang baik. Ironisnya, mengaku rajin ikut berbagai aktivitas rohani, namun minim perubahan hidup. Marilah kita merenungkan: hal-hal apa sajakah yang dapat menghambat kita untuk menghasilkan kehidupan yang berbuah? Apakah selama ini kepercayaan kita kepada Tuhan hanya sebatas pengakuan mulut belaka? *Tekadku*Tuhan, terimakasih atas firman-Mu yang mengingatkanku untuk tidak menjalani hidup penuh dengan kepura-puraan. Mampukanku untuk menghasilkan hidup yang berbuah, agar imanku terus bertumbuh di dalam-Mu.*Tindakanku*Hari ini aku mau mempraktikkan kehidupan yang berbuah melalui tindakan kasih kepada sesama: ………. (sebutkan, misalnya: mengunjungi salah seorang saudara seiman yang sedang sakit, mendoakan teman yang sedang dalam pergumulan berat, memberikan perhatian atau ucapan selamat kepada salah seorang teman yang berulang tahun, dsb).

Posted in RENUNGAN | Tagged | Leave a comment

Damai di tengah ancaman

Selasa, 7 Oktober 2025
DAMAI DI TENGAH ANCAMAN
Mazmur 3:1-9

Pengantar
Seorang anak tertidur lelap meski di luar rumah sedang terjadi hujan lebat dan suara gemuruh. Anak itu tidak takut, karena kedua orang tuanya menjaga dan menemani tidurnya. Ilustrasi ini mengingatkan kepada kita bahwa dalam kondisi yang menakutkan, kita membutuhkan pribadi yang menenangkan jiwa kita. Hal itu dapat kita temukan dalam kedekatan atau relasi dengan Allah. Demikian pula yang dialami oleh Daud. Ia merasa damai di tengah berbagai ancaman, sebab kehadiran Allah menenangkan jiwanya.

Pemahaman
• Ayat 2-3 : Apa ujian yang dialami oleh Daud saat itu?
• Ayat 4-6 : Apa yang membuat Daud tetap merasakan kedamaian di tengah ujian hidupnya?
• Ayat 8-9 : Apa isi doa Daud kepada Tuhan?

Mazmur 3 ditulis oleh Daud ketika ia melarikan diri dari Absalom, anaknya (ayat 1). Saat itu Absalom melakukan pemberontakan untuk merebut tahta kerajaan. Dalam pelariannya, Daud mengalami banyak ujian. Orang yang dulunya banyak mendukung Daud, perlahan mulai mengkhianatinya. Daud seolah-olah berjuang seorang diri. Musuh menyerang secara licik dan kejam, bahkan menggoyahkan iman Daud dengan mengatakan bahwa tidak ada pertolongan dari Allah bagi dirinya (ayat 2-3). Meski dalam tekanan yang amat berat, Daud tetap merasakan aman karena Tuhan menjadi perisai yang melindungi dirinya (ayat 4). Daud tidak takut terhadap serangan musuh, sebab damai sejahtera Allah senantiasa menyertainya. Oleh karena itu, ia bersyukur bahwa dalam kondisi tersebut ia masih dapat membaringkan diri dan tidur (ayat 5). Bagi Daud tidur adalah suatu berkat karena ia berada di bawah tekanan pemberontakan yang dilakukan oleh anaknya sendiri. Bahkan dalam kondisi terpuruk sekalipun, Daud tetap memuji Tuhan dan menaikkan doanya. Ia memohon agar Tuhan maju memberikan kebebasan bagi dirinya dan umat Israel (ayat 8). Ia menyadari bahwa keselamatan dirinya dan seluruh umat adalah milik Allah. Hal ini membuktikan bahwa Daud tidak hanya mencari aman bagi dirinya sendiri, tetapi juga memikirkan keselamatan seluruh rakyat, serta tetap fokus pada Allah yang berkuasa atas segala hal.

Refleksi
Apa ancaman atau tekanan yang saat ini tengah saudara alami? Bagaimanakah respons saudara kala menghadapi tekanan: panik, takut, atau tetap berserah kepada Tuhan? Saudara, tetap tenang dan damai di saat badai, merupakan tanda keberserahan total kepada Tuhan.

Tekadku
Tuhan, ampunilah bilaku mudah panik dan gentar, bahkan meragukan kuasa penyertaan-Mu. Berikanku ketenangan hati dan pikiran agar dapat menyelesaikan berbagai persoalan dengan pertolongan-Mu saja.

Tindakanku
Agar hatiku tetap tenang dalam berbagai persoalan, aku mau menyerahkan semua kekuatiranku kepada Tuhan dalam doa.

Posted in RENUNGAN | Tagged | Leave a comment

Bahagia di tengah percobaan

Senin, 6 Oktober 2025
BAHAGIA DI TENGAH PENCOBAAN
Yakobus 1:2-11

Pengantar
Surat Yakobus ditulis untuk semua orang Kristen yang tersebar di berbagai wilayah. Saat itu para pengikut Kristus sedang menghadapi berbagai tekanan dan penganiayaan. Oleh karenanya, surat Yakobus banyak menekankan tentang bagaimana menyatakan iman yang benar dalam berbagai situasi. Selain itu, penulis surat juga memberikan semangat atau dorongan agar para pembacanya dapat berhikmat dalam menjalani kehidupan.

Pemahaman
• Ayat 2-3 : Mengapa Yakobus mengajak para pembaca suratnya agar menganggap pencobaan sebagai suatu kebahagiaan?
• Ayat 6-8 : Bagaimanakah Yakobus menggambarkan orang-orang yang bimbang?
• Ayat 9-11 : Apa yang Yakobus ingatkan kepada para pembaca suratnya dalam bagian ini?

Yakobus mengajak para pembaca suratnya agar menganggap pencobaan sebagai suatu kebahagiaan. Mengapa demikian? Bukankah ini sesuatu yang mustahil untuk dilakukan? Bukankah seseorang yang tengah mengalami pencobaan pasti mengalami kegelisahan? Yakobus mengatakan hal ini bukan tanpa alasan. Memang benar adanya bahwa pencobaan merupakan bagian dari hidup manusia. Namun melalui pencobaan, seseorang akan belajar untuk tidak menyerah dan bertekun dalam iman (ayat 3). Ketekunan itu akan membawa kita makin dewasa dalam berpikir dan bertindak menjalani kehidupan (ayat 4). Kendati demikian, tak dapat dipungkiri bahwa masih ada orang yang mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, Yakobus menganjurkan agar para pengikut Kristus memohon hikmat dari Allah (ayat 5). Hikmat itu harus diminta dengan iman yang sungguh-sungguh, agar seluruh perbuatan selaras dengan kehendak Tuhan. Tetapi bagi mereka yang bimbang dalam iman, digambarkan seperti gelombang laut yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin (ayat 6). Ia tidak akan memperoleh apa-apa dari Tuhan karena iman dalam Tuhan tidak teguh. Pada akhirnya kita juga mendapati bahwa kebahagiaan sejati para pengikut Kristus tidak diukur berdasarkan status atau harta benda, melainkan bagaimana kerendahan hatinya dalam menanggung berbagai pencobaan (ayat 9-11).

Refleksi
Pencobaan itu bagian dari kehidupan kita, serta kesempatan untuk bertumbuh dalam kedewasaan spiritual. Apakah saat menghadapi pencobaan, saudara sungguh-sungguh memohon hikmat Allah? Ataukah justru hikmat manusia yang sepenuhnya menguasai diri saudara? Kapan terakhir kali saudara memohon hikmat Allah dalam pengambilan keputusan?

Tekadku
Tuhan, ampunilah bilaku sering mengandalkan hikmat atau kekuatan manusia. Ajarlah aku untuk selalu melihat pencobaan sebagai anugerah untuk makin dekat kepada-Mu.

Tindakanku
Aku mau belajar mengubah cara pandangku terhadap pencobaan: “Pencobaan hadir bukan sebagai media untuk berputus asa, melainkan kesempatan untuk berbenah diri dan mendekat kepada Tuhan.”

Posted in RENUNGAN | Tagged | Leave a comment

Yesus sumber pemulihhanku

*Sabtu, 4 Oktober 2025**YESUS SUMBER PEMULIHANKU**Matius 20:29-34**PENGANTAR*Ada orang mengatakan bahwa manusia ini semuanya mengalami sakit-penyakit dan butuh pemulihan. Dalam bacaan Matius 20:29-34 ini ada dua orang yang mengalami kebutaan fisik, keadaan mereka sangat menyedihkan. Mereka tidak dapat melihat dan tidak mengenali suatu objek dan tidak dapat menikmati dunia ciptaan Allah yang penuh warna. Mereka tidak tahu apa namanya terang karena yang dilihat dalam keseharian hanyalah kegelapan. Kondisi demikian pasti sangat menderita. Namun, pernahkah kita menyadari, sekalipun kita tidak buta fisik, tetapi mungkin saja kita saat ini sedang buta pengharapan, karena situasi, keadaan dan keterpurukan hidup. Hari ini kita belajar Firman Tuhan bahwa Tuhan Yesus sanggup memulihkan hidup kita.*PEMAHAMAN*Pelajaran penting apa yang bisa kita peroleh dari bacaan Matius 20:29-34 ini? Perhatikan dengan baik, agar kita mengalami pemulihan dari Tuhan Yesus Sang Sumber Pengharapan.Konteks Matius 20:29-34 ini adalah ketika Yesus keluar dari Yerikho dalam rangka pelayanan. Kepopuleran Yesus telah terdengar di seluruh Israel, maka ke mana pun Yesus pergi pasti diikuti oleh banyak orang. Ia melayani kebutuhan orang-orang Israel, baik jasmani maupun rohani. Berulang kali Ia memperlihatkan contoh konkret kepada para murid-Nya apa artinya melayani sepenuh hati. Sebagai Gembala Agung, Ia sangat peduli dengan kondisi umat-Nya. Dalam bacaan Matius 20:29-34 ini, ada dua orang buta yang membutuhkan uluran tangan Yesus (v. 30). Hiruk-pikuk suara orang banyak dikalahkan oleh teriakan dua orang buta tersebut yang berteriak “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami”. Mereka menyadari bahwa jika mereka melewatkan kesempatan ini mereka akan sangat menyesal (v. 31b). Namun, orang banyak itu menegur dan memarahi ke dua orang buta itu (v. 31). Namun demikian upaya mereka membuahkan hasil, karena Yesus kemudian berhenti dan memanggil mereka dan bertanya “Apa yang kamu kehendaki Kuperbuat bagimu?” (v. 32). Permintaan mereka sangat sederhana, yaitu “Tuhan, supaya kami dapat melihat” (v. 33.) Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka dan menyentuh mata mereka. Seketika itu juga mereka dapat melihat lalu mengikuti Dia (v. 34). Kita tidak buta secara jasmani, kita bisa melihat dengan baik, tetapi sadarkah kita, bahwa mungkin kita sedang buta dalam hal kasih, perhatian, kepedulian dan pengharapan akibat dosa yang menyelubungi hidup kita. Kebutaan karena dosa jauh lebih berbahaya, oleh sebab itu datanglah kepada Yesus mohon pemulihan-Nya, sebab hanya Kristus yang sanggup memulihkan kita dari kebutaan karena dosa. Bagaimana dengan kita saudara? *REFLEKSI*Saudara-saudara, mungkin saat ini secara fisik kita sehat-walafiat, namun apakah kita juga sehat secara rohani? Namun, apapun keadaan kita, datanglah kepada Yesus untuk dipulihkan. *TEKADKU*Ya Tuhan Yesus, aku senantiasa membutuhkan pemulihan dari Engkau, sebab Engkaulah sumber pemulihan dalam apapun keadaan hidupku. Kasihanilah aku ya Tuhan. *TINDAKANKU*Mari saudara-saudara, jika engkau merasa dibelenggu oleh masalah, kekuatiran, kegelisahan akan masa depan atau tengah dibelenggu dosa, datanglah pada Yesus untuk dipulihkan.

Posted in RENUNGAN | Tagged | Leave a comment

Orang fasik,kok bahagia

*Jumat, 3 Oktober 2025**ORANG FASIK, KOK BAHAGIA?**Mazmur 37:1-9**PENGANTAR*Seringkali kita menganggap bahwa tantangan tersulit sebagai orang percaya adalah tidak mampu menjalani hidup taat, setia dan tekun beriman kepada Tuhan. Itu tidak salah, karena sebagai orang beriman kita harus berjuang untuk taat, tekun dan setia pada Tuhan. Namun, pernahkah kita menyadari bahwa, ketika kita tidak bisa menerima atau tidak rela menyaksikan orang fasik/jahat yang justru mendapat kemudahan, berhasil dan kesuksesan, itu adalah tantangan yang tidak mudah bagi kita. Tak jarang muncul iri hati dan marah ketika hidup orang fasik baik-baik saja, sedangkan kita begitu susah dan sulit. Hari ini kita belajar Firman Tuhan, bagaimana sikap yang benar terhadap kebahagiaan orang fasik.*PEMAHAMAN*Pelajaran penting apa yang bisa kita peroleh dari bacaan Mazmur 37:1-9 ini? Perhatikan dengan baik, agar kita tidak berdosa ketika menyikapi orang fasik yang bahagia atau sukses. Mazmur 37 ini merupakan pengajaran yang kuat yang terdiri atas kumpulan nasihat yang dapat langsung bisa dipahami dan diaplikasikan. Mazmur 37 dimulai dengan peringatan tegas. Jangan marah dan iri hati kepada orang jahat karena mereka tidak akan bertahan lama (v. 1-2) itu artinya bahwa kebahagian orang fasik itu sifatnya semu dan fana. Pemazmur memberikan nasihat yang penuh harapan yang mendorong kita untuk lebih percaya kepada Tuhan, terus melakukan apa yang baik, memelihara kesetiaan, dan memercayakan hidup kita kepada-Nya (v. 3, 5). Kesenangan kita adalah Tuhan, bukan kecurangan; Tuhanlah yang akan memberikan berkat dan membuktikan kebenaran kita (v. 4, 6). Kita tidak perlu marah, iri dan benci terhadap kemakmuran, keberhailan dan kesuksesan orang fasik atau orang jahat. Kita perlu belajar menenangkan diri, karena mereka akan dilenyapkan, sedangkan orang benar akan hidup sejahtera (v. 7-11). Allah bukan menolak kesuksesan, tetapi kehidupan orang fasik itu sendiri. Allah berkenan kepada orang percaya dan akan membelanya karena ia hidup sebagai orang benar. Jadi, sikap kita bukan bagaimana kita membangun kehidupan yang lebih sukses dari orang lain atau orang fasik, tetapi bagaimana kita hidup benar di hadapan Tuhan. Orang benar tidak harus menjadi orang kaya atau terkenal di dunia ini, tetapi orang benar harus menjadi pewaris kerajaan surga. Menjadi orang benar, bukan supaya mendapat berkat dan akhirnya memiliki hidup yang lebih sukses dari orang fasik, bukan juga supaya Tuhan membalaskan perbuatan orang-orang yang membuat kita iri. Percaya Tuhan dan mengikuti ajaran-Nya adalah supaya kita hidup dalam kebenaran, ketenangan, dan kedamaian. Bagaimana kita saudara? *REFLEKSI*Saudara-saudara, mungkin kita melihat, mengetahui bahwa ada orang-orang yang hidupnya tidak benar, tetapi sukses, berhasil atau kelihatan bahagia. Kita tidak perlu iri atau marah kepada mereka, bagian kita adalah tetap pertahankan hidup benar di hadapan Tuhan.*TEKADKU*Ya Tuhan, mampukan aku agar tetap menjaga hidup benar, tidak terpengaruh oleh orang fasik.*TINDAKANKU*Mari saudara-saudara, kita jangan iri atau marah melihat keberhasilan orang fasik, karena yang terpenting adalah kita terus belajar dan berjuang untuk hidup benar di hadapan Tuhan.

Posted in RENUNGAN | Tagged | Leave a comment

Tetap setia beriman pada Kristus,walaupun menderita

Kamis, 2 Oktober 2025
TETAP SETIA BERIMAN PADA KRISTUS, WALAUPUN MENDERITA
Wahyu 2:8-11

PENGANTAR
Ada kisah Pada musim Britain’s Got Talent 2009, ada seorang peserta mantan juru masak dari Skotlandia berusia 47 tahun, bernama Susan Boyle. Ketika Susan naik ke atas panggung, tak seorang pun di auditorium yang terkesan dengan penampilannya, termasuk para juri. Rambutnya telah beruban dan tipis, pakaiannya tidak modis dan lusuh, dan ia agak gemuk. Ia jelas tidak terlihat berbakat! Ia memberi tahu kepada penonton bahwa impian hidupnya adalah menjadi penyanyi. Kamera menyorot penonton, beberapa tertawa kecil dan yang lainnya memutar bola mata melihat kenaifannya. Namun kemudian ketika musik dimulai, dan ia mulai menyanyikan lagu I Dreamed a Dream dari Les Misérables. Dalam sekejap, mantan juru masak lusuh dari kota kecil Blackburn, dari Skotlandia ini berhasil menguasai penonton dan para juri dengan suara indahnya. Ia akhirnya memenangkan kompetisi Britain’s Got Talent 2009 tersebut. Hari ini kita belajar Firman Tuhan, jemaat Smirna, miskin namun kaya dalam iman.

PEMAHAMAN
Pelajaran penting apa yang bisa kita peroleh dari bacaan Wahyu 2:8-11 ini? Perhatikan dengan baik, agar kita tidak mudah memandang rendah orang lain karena penampilannya.

Jemaat Smirna, tergolong jemaat miskin. Namun, Yesus menyebut mereka kaya. Dari ketujuh jemaat yang disebutkan dalam Wahyu 2-3 , hanya Smirna dan Filadelfia yang tidak menerima kritik apa pun dari Kristus. Smirna terletak sekitar 56 kilometer di pesisir utara Efesus. Tidak ada informasi detail tentang bagaimana gereja ini didirikan, namun karena Smirna ini dekat dengan Efesus, dan gereja Efesus merupakan pusat kegiatan misionaris di seluruh wilayah tersebut saat itu, kemungkinan besar gereja ini buah dari pelayanan jemaat Efesus. Dalam surat kepada jemaat Smirna, Kristus mengidentifikasi diri-Nya sebagai “Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali”. Hal itu dikatakan Yesus, karena jemaat ini sedang menghadapi pencobaan berat, mereka membutuhkan dorongan, semangat dan penghiburan. Mengapa?, Karena mereka: Pertama, menderita secara politik (v. 9a) dari kekaisaran Romawi yang berkuasa saat itu. Kedua, menderita secara ekonomi (v. 9b), karena iman kepada Kristus jemaat Smirna mengalami diskriminasi. Ketiga, menderita karena difitnah (v. 9c). Banyak pihak tidak senang dengan pengikut Kristus. Keempat, menderita penganiayaan (v. 10b). Kelima, menderita karena kesetiaan iman pada Kristus (v. 10c). Namun semua itu tidak mengurangi kesetiaan mereka pada Kristus. Bagaimana dengan kita saudara?

REFLEKSI
Saudara-saudara, mungkin kita sedang menderita, didiskriminasi karena kesetiaan pada Kristus. Jangan mudah lemah saudara, karena Kristus akan menguatkan dan menolong kita.

TEKADKU
Ya Tuhan, kuatkan dan teguhkan imanku, agar tetap setia kepada-Mu, walau banyak mengalami penderitaan.

TINDAKANKU
Mari saudara-saudara, kita tetap setia, taat dan tekun beriman pada Kristus, sekalipun tidak mudah dan banyak tantangan.

Posted in RENUNGAN | Tagged | Leave a comment